Jisoo
Seokmin masuk ke kamar yang ia dan Jisoo tempati di villa. Dengan senampan nasi goreng seafood plus jus melon keinginan Jisoo.
“Sayang?”
Jisoo mendongakkan kepalanya melihat Seokmin agak kerepotan membawa nampan itu.
“Aww.” Jisoo memekik kecil ketika mencoba bangun untuk membantu Seokmin
“Sudah, jangan dipaksa. Mas bisa kok. Masih sakit ya?”
“Nyeri sedikit sih mas.”
Seokmin duduk di sebelah Jisoo, ia menyendokan nasi goreng berniat menyuapi Jisoo.
“Aku bisa sendiri tau mas, yang sakit bawahnya bukan tangan aku.”
“Hari ini kan kamu ulang tahun, kamu harus jadi raja hari ini. Eh gak cuma hari ini deh, tiap hari kamu harus jadi raja.”
Jisoo memukul lengan Seokmin pelan, lalu ia menerima suapan Seokmin.
“Kamu udah makan mas?”
“Mas, kembar, dan semuanya sudah makan tinggal kamu doang.”
Jisoo mengangguk, lalu ia kembali menerima suapan dari Seokmin.
“Minum?”
Jisoo mengangguk, Seokmin dengan sigap mengambil gelas yang berisi jus melon itu lalu memberikannya pada Jisoo.
“Ah enak banget.” Ucap Jisoo ketika ia meminum jus melonnya.
Seokmin tersenyum lalu kembali menyuapi Jisoo. Dan sampai pada suapan terakhir.
“Papa pinter.” Ucap Seokmin sambil mengecup kening Jisoo.
Lalu ia menaruh piring bekas makanan Jisoo, setelahnya ia menuju tas besar yang kemarin ia bawa. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.
“Buat kamu.” Seokmin memberikan Jisoo sebuah kunci, yang Jisoo juga tidak tau kunci apa itu.
“Kunci? Kunci apa mas?”
“Sayang, kamu inget gak dulu pernah bilang sama mas kalo kamu pengen banget punya bisnis restoran atau toko kue?”
Jisoo mengangguk.
“Ini. Ini yang kamu inginkan, kado dari mas.”
Jisoo terkejut, lalu ia menitikkan air mata.
“Mas serius?”
“Serius sayang.” Jisoo memeluk tubuh Seokmin, ia menangis dalam dekapan suaminya.
“Mas, makasih banget. Soo sayang banget sama mas.”
“Sama-sama sayang, makasih juga udah bertahan sama mas ya? Mas juga sayang banget sama Soo.”
“Ri sama An pasti seneng banget mas pas tau aku udah punya ini.”
“Mas seneng kalo sayang-sayangnya mas seneng.”
“Mas mau hadiah apa dari Soo? Mau kayak semalem?”
Seokmin menggeleng. “Semalem udah cukup. Mas mau hadiah Soo ikut main sama Ri sama An.”
“Cium dulu tapi.”
Lalu bibir keduanya sudah saling bertaut, dengan suara kecapan dari keduanya dan sedikit suara desahan Jisoo ketika Seokmin menghisap lidahnya.
Seokmin menghentikan ciuman mereka, ia menghapus saliva yang ada disekitar bibir Jisoo.
“Selamat ulang tahun sayang, terima kasih sudah hadir di hidupnya mas. Terima kasih sudah melahirkan anak-anak kembar yang cantik. Terima kasih untuk segala-galanya. Mas sayang sekali dengan Jisoo, tetap sama mas sampe kita tua ya, sayang.”
Jisoo menyeka air matanya. “Soo akan selalu ada di samping mas, sampe kita tua nanti.”