First Love

Seungcheol POV

Clara dulunya adalah tetangga samping rumah gue sampai pada akhirnya dia dan keluarga pergi ke London karena papanya yang pindah tugas ke sana.

Clara juga adalah cinta pertama gue, orang pertama yang ngenalin ke gue tentang Crazy little things called love ya pokonya dia adalah orang pertama buat gue.

Dan sekarang dia ada disini, disebelah gue.

“Kamu gapapa nemenin aku disini?”

“Enggapapa kak.”

“Cheol, kamu masih sayang sama aku gak?”

Gue terdiam ketika dia bertanya seperti itu. Gue bahkan tidak bisa menyebutkan jawabannya. Seharusnya gue menyebutkan kalau gue sudah menikah dan punya 1 orang anak lalu pergi. Tapi ini tidak, gue tidak menjawab apapun ke dia.

Gue kenapa?

“Cheol?” Gue terkejut ketika dia memanggil nama gue.

“Aku gak tau kak.”

“Kenapa?”

Aku udah nikah kak

Lidah gue kelu.

“Cheol, kamu kenapa sih? Bengong aja daritadi.”

Jeonghan satu nama yang terlintas di benak gue

“Cheol ih.”

“Iya kak, maaf ya. Lagi banyak kerjaan di kantor.”

Lalu kita berdua sama-sama terdiam, tapi tiba-tiba aja Clara mengecup pipi gue. Gue jelas kaget, gue ga mengharapkan apa-apa dari pertemuan kali ini.

“Cheol, aku sayang sama kamu.”

Deg!

Perasaan tidak enak menyerang hati gue. Harusnya gue seneng kan kalau akhirnya Clara sayang sama gue?

Tapi ini engga, gue gak suka dia bilang itu sama gue. Gue gak suka situasi ini.

Gue tidak membalas ucapannya, gue langsung membuka handphone gue dan mengetikkan pesan pada Jeonghan, tapi nihil handphonenya tidak aktif. Gue mencoba nelponnya dan sama saja, handphonenya tidak aktif.

“Kak, maaf aku harus pulang.”

“Cheol, tapi aku sendirian.”

“Kamu bisa kak sendirian kak. Aku harus pulang.”

“Siapa sih yang nyuruh kamu pulang? Bunda? Biar aku telpon bunda ya biar kamu boleh disini.”

Gue menggeleng. Perasaan gue makin gak enak. Gue takut sesuatu terjadi sama Jeonghan dan anak gue.

“Bukan bunda yang nyuruh aku pulang.”

“Terus?”

“Jeonghan.”

“Jeonghan sahabat kamu itu? Apa haknya dia nyuruh kamu pulang?”

“Jelas dia punya hak.”

“Kenapa?”

“Dia suami aku.”

Gue bisa melihat Clara terdiam.

“Kamu bohong kan Cheol?”

Gue menggeleng. “Engga, aku juga udah punya anak kak.”

“Cheol.”

“Aku harus pulang kak.”

“Aku mohon Cheol. Jangan tinggalin aku.”

Gue memegang tangannya yang ada ditangan gue.

“Aku juga dulu pernah minta gini sama kamu, tapi apa? Kamu tetep pergi kan?”

“Cheol.”

“Maaf kak, tapi sekarang cuma ada Jeonghan di hati aku. Selamanya cuma dia.”

Setelah itu gue pergi, meninggalkan Clara yang memanggil-manggil nama gue dengan tangisnya.

“Jeonghan, maafin mas. Areum maafin ayah juga ya sayang.”