Plakkkk

“Eunghhhh.” Jeonghan melenguh ketika Seungcheol dengan sengaja menampar pipi pantatnya.

“Jangan berisik Han.”

Toilet lantai 17 termasuk toilet yang jarang di gunakan oleh karyawan kantor karena selain paling atas, juga sering beredar rumor lantai horor.

Jeonghan mengigit lengannya sendiri untuk meredam suara desahannya. Ia memejamkan matanya ketika Seungcheol menggenggam kejantanannya.

“Enak gak Han?”

Jeonghan hanya mendesah karena jujur ia sedang menahan suaranya agar tidak terdengar.

“Han, enak gak?”

Seungcheol anjing batin Jeonghan.

“Kalo diginiin enak gak?” Jeonghan terlonjak ketika Seungcheol dengan tiba-tiba menghantam lubangnya, menggenggam kejantanannya, lalu memilih salah satu putingnya dalam waktu bersamaan.

“Cheol hmmmm.”

“Kenapa Han?”

“Enak.”

Lalu Seungcheol kembali melakukan hal yang sama sampai keduanya mencapai putihnya.

. . . . . . . .

Setelah membalas pesan Jisoo dan yang pasti setelah melakukan quickie sex dengan Seungcheol, Jeonghan kembali ke mejanya. Ia terdiam memikirkan perkataan Jisoo.

Temen apaan yang sampe masuk?

“Han?”

Jeonghan tidak menjawab.

“Han.”

Masih tidak menjawab.

“Jeonghan.”

Jeonghan terkejut ketika melihat Jihoon di sana.

“Eh ji, kenapa?”

“Kok lo ngelamun? Pacar lo noh di aku-akuin sama cewek centil.”

“Siapa?”

“Si Citra.”

“Maksud gue, siapa pacar gue?”

“Seungcheol?”

Jeonghan langsung pergi melihat keramaian yang ada di depan ruangannya.

“Jadi gue sama Seungcheol udah jadian.”

Deg

Jeonghan berjalan mundur, berharap tidak ada yang menyadari keberadaannya, setelah merasa tidak ada yang sadar ia berlari sekencang mungkin meninggalkan kantor.

“Gue cuma temennya dia. Dia cuma butuh lubang gue, bukan yang lain.”