My Worlds
Seungcheol POV
Gue memasuki kamar Jeonghan yang berada di rumah orang tuanya, setelah berbicara pada papa dan mama akhirnya mereka memutuskan untuk memperbolehkan gue untuk bertemu anak semata wayangnya. Jujur, gue malu karena udah 2x gue buat Jeonghan nangis karena gue.
Gue melihat Jeonghan yang tertidur dengan anak kecil disebelahnya. Gue tersenyum haru ketika melihat pemandangan itu. Lalu tiba-tiba saja Areum terbangun dari tidurnya tapi itu tidak membuat Jeonghan ikut terbangun. Mungkin Jeonghan lelah, karena beberapa hari ini ia mengurus Areum seorang diri. Karena gue terlalu fokus pada orang lain.
Gue mengambil Areum dan membawanya ke gendongan gue.
“Sayangnya ayah kenapa bangun, hm? Tau ya ayah pulang?” Gue berbicara pada bayi yang belum bisa mengerti ini dengan suara pelan.
Lalu gue menggerakkan pelan badan gue ke kanan dan kiri agar bayi gue tertidur.
“Mas?”
Gue menoleh dan mendapati Jeonghan yang menatap gue dengan mata sayu.
“Tidur lagi aja yang, Areum biar mas aja yang boboin.”
Tapi Jeonghan tidak menurut, ia berjalan ke arah gue dan mencoba mengambil Areum dari gue.
“Siniin Areum nya mas. Biar Han aja.”
Jeonghan tidak memandang wajah gue.
“Han?”
Dia masih bersikeras untuk mengambil Areum dari gue.
“Jeonghan.”
“Kasih Areum ke gue, Cheol.”
Gue menatap Jeonghan tidak percaya.
“Kasih ke gue Seungcheol.”
Bukannya menyerahkan Areum, gue malah membawa Areum keluar dari kamar, gue juga merasakan Jeonghan mengikuti gue dari belakang.
“Seungcheol, lo mau bawa anak gue kemana?”
Gue tidak menjawab, gue berdiri tepat di depan kamar mama papa.
tok tok tok tok
Mama papa keluar dari kamarnya.
“Kenapa Cheol?”
“Cheol boleh nitip Areum bentar ma pa?”
“Cheol, apaansi lo. Siniin kalo emang lo gak mau ngurusin Areum.”
Gue benar-benar tidak mengindahkan omongan Jeonghan. Tapi gue memberikan isyarat pada mama dan papa
“Yaudah sini, biar Areum sama mama papa dulu.”
Gue memberikan Areum pada mama papa, setelah mereka masuk kembali ke kamar, gue menarik tangan Jeonghan.
“Seungcheol lepas.”
Dia menghempaskan tangannya.
“Kalo lo gak mau urus Areum ya udah gak usah. Gue bisa.”
“Mau lo-gue lagi?”
Jeonghan terdiam. Gue menarik lagi tangan Jeonghan dan menjatuhkannya di atas ranjang.
“Lo tuh kenapa sih? Gue bisa teriak ya kalo lo kdrt sama gue.”
Lagi-lagi gue gak menjawab. Dan gue bisa melihat mata Jeonghan yang terkejut ketika dia melihat gue melakukan sesuatu.
“Cheol, lo mau ngapain.”
Gue memampangkan kejantanan gue di depan wajahnya.
“Kelinci, singa mau di sepong dong.”
. . . . . . . . .
Author POV
“Diem ah.” Jeonghan menyikut dada Seungcheol. Saat ini Seungcheol tengah memeluk Jeonghan dari belakang.
“Wangi sih.” Seungcheol mengecupi tengkuk leher Jeonghan.
Seungcheol mengeratkan pelukannya, Jeonghan tampak hanya diam. Mereka baru saja selesai melakukan sesi kegiatan 'olahraga malam'.
“Han?”
“Hm?”
“Sakit gak?”
“Engga.”
“Hatinya?”
Jeonghan terdiam lalu ia mengangguk.
“Maafin mas ya, mas cuma bisa nyakitin Han doang, bikin Han nangis. Mas sebenernya malu kesini, malu ketemu mama sama papa tapi apa boleh buat kalo masalah ini mas harus pasang muka tembok biar bisa maafan sama Han.”
“Han cuma takut mas.”
“Iya mas paham. Masalah kita gak jauh-jauh dari mas yang bikin Han sedih. Maafin mas ya sayang.”
Jeonghan membalikkan tubuhnya dan memeluk tubuh telanjang Seungcheol.
“Mas, Han masih rumah mas kan?”
“Masih sayang, masih. Kamu sama Areum bukan cuma rumah buat mas, tapi kalian dunianya mas. Kalo kalian gak ada, dunia mas runtuh. Kapanpun akan selalu kamu dan Areum, Han.”
“Jangan capek sama mas ya, Han.”
Jeonghan mengangguk. “Jujur, kemarin Han sempet mau nyerah sama mas. Tapi Areum seakan ngasih tau kalo mas gak akan macem-macem diluar sana sama siapapun. Jadi Han tetep disini sama mas.”
Seungcheol mengecup bibir Jeonghan. “Makasih sayang, makasih buat semuanya. Maaf kalo mas bikin sedih Han terus.”
“Enggapapa mas, Han ngerti mas ganteng banget jadi banyak cewek yang nempel. Tapi mas malah sukanya sama Han.”
“Han kan lebih indah dari wanita manapun.”
“Dari bunda sama mama?”
“Bunda, mama, baru Han.”
“Areum?”
“Aduh lupa udah punya lontong satu. Bunda, mama, Areum, Han.”
“Gak ada yang lain?”
“Gak ada dong.”
“Hehehehe, oh ya mas Han mau tanya deh.”
“Tanya apa?”
“Nara kemana sih mas? Kok udah gak pernah muncul lagi? Yang abis ada kejadian waktu itukan? Udah lama banget ya?”
Seungcheol terdiam sejenak. “Han?”
“Hm?”
“Lagi yuk?”