Soonyoung tersenyum ketika melihat Jeonghan dan Nathan tak jauh darinya, Nathan/Athan merentangkan tangannya meminta untuk di gendong oleh Soonyoung.
“Duh, anak Daddy.” Soonyoung mengecupi pipi tembem anak kecil itu.
“Kamu parkirnya jauh?”
Soonyoung menggeleng. “Jalan bentar.”
Jeonghan mengangguk, lalu mereka berdua berjalan menuju mobil Soonyoung. Di dalam Jeonghan mengambil kembali Athan dari Soonyoung agar Soonyoung bisa menyetir dengan gampang.
“Makan dimana?”
“Terserah kamu sih, aku ikut aja.”
“Kamu lagi gak pengen apa-apa?”
Jeonghan menggeleng. “Yang penting nasi, aku laper banget.”
“Oke siap bosku.”
Soonyoung adalah laki-laki yang selama 2 tahun belakangan ini ada disamping Jeonghan. Setelah kejadian waktu itu, Jeonghan meminta tolong pada Jisoo untuk membawanya ke Amerika—jeonghan juga menceritakan tentang kejadian yang ia alami selama dirumah. Jelas teman-temannya marah besar, terutama pada Seungcheol karena menurut mereka Seungcheol adalah laki-laki yang tidak punya pendirian. Mereka berusaha menjauhi Jeonghan dari Seungcheol.
Dan sebenarnya, Seungcheol sudah memohon-mohon pada mereka semua untuk menemukannya dengan Jeonghan. Seungcheol berkata ia menyesal telah jahat pada Jeonghan, namun nasi sudah menjadi bubur apa yang ia tanam itulah yang ia tuai. Dan sebenarnya juga Seungcheol masih mencari Jeonghan kemana-mana.
Setelah Jeonghan pindah ke Amerika, Jeonghan bertemu Soonyoung yang merupakan tetangga samping apartemennya.
. . . . . . . . .
Soonyoung dan Jeonghan sampai di salah satu restoran dekat apartemen mereka.
“Kamu beneran gak mau ikut aku ke Indonesia?”
Jeonghan menggeleng. “Buat apa? Ngebuka luka lama aku?”
“Han...”
“Sun, kamu tau setakut apa aku di sana? Bahkan untuk inget sesuatu itu aja aku takut.”
“Oke-oke aku minta maaf karena bahas itu, tapi sampai kapan kamu kayak gini? Athan kan butuh ketemu ayahnya.”
Jeonghan menghela nafasnya. “Orang tuanya Athan ya cuma aku. Athan gak punya ayah, Sun.”
“Han, aku ngerti kamu masih sakit hati. Tapi suatu saat Athan harus tetep tau siapa ayahnya.”
“Kamu ngomong gini karena udah capek ya nemenin aku sama Athan?”
“Bukan, bukan gitu. Aku cuma gak mau Athan sampai gak tau kalau ayahnya masih ada.”
“Aku masih gak tau Sun.”
“Gak harus sekarang, yang penting kalau suatu saat nanti tiba-tiba dia bisa menemukan kamu, kamu harus siap.”
Jeonghan kembali tenggelam dalam pikirannya, sedangkan Soonyoung sibuk memegangi botol susu yang sedang Athan minum.
. . . . . . . .
“Jauh bener sih kerjasama aja sampe Amerika.”
“Perusahaan gede dek. Lumayan kan?”
“Lo tuh bahkan udah bisa menggenggam dunia, apalagi yang elo cari?”
“Apanya yang menggenggam dunia, kalau dunia gue aja pergi dan gue gak tau dia dimana, apa dia baik-baik aja.”
“Move on dong mas. Dia juga gak tau dimana kan? Udah 2 tahun lo nyari tapi nihil. Temen-temennya juga gak mau ngasih tau.”
Seungcheol tersenyum pada Jihoon. “Mungkin ini artinya mas yang harus berusaha sekarang.”
Seungcheol kembali menarik kopernya, dengan Jihoon dibelakangnya.
“Jeonghan, kali ini mas kan yang harus berjuang?”