Seungcheol, Jeonghan dan Jisoo adalah sahabat sejak kuliah. Mereka bertiga kemana-mana selalu bertiga. Dan Seungcheol adalah satu-satunya yang straight di antara mereka. Sedangkan Jisoo dan Jeonghan mempunyai perasaan pada laki-laki yg lebih tua dari mereka beberapa bulan itu.
Kisahnya dimulai dari sini.
Jisoo memasukkan password apartemen Seungcheol—karena Seungcheol memang memberitahu mereka. Jisoo berpikir tidak ada orang di sana, ia masuk dan memakai sendal rumahnya lalu menuju dapur untuk mengambil minum.
Saat sedang minum, ia mendengar suara desahan dari kamar Seungcheol. Dengan takut-takut ia berjalan menuju kamar Seungcheol. Sedikit membuka pintu, ia melihat ada seorang wanita yang duduk di atas tubuh Seungcheol. Memberikan Seungcheol kenikmatan—karena Seungcheol beberapa kali mendesah. Dan wanita itu adalah wanita yang Seungcheol bawa dari sebuah klub malam.
Jisoo menutup pintu perlahan, memegangi dadanya yang sesak. Dan berjalan ke kamar lain yang biasa ia tempati kalau sedang menginap.
2 jam kemudian suara dari kamar Seungcheol sudah tidak terdengar lagi. Jisoo memutuskan untuk keluar kamar dan tepat Jisoo keluar, Seungcheol dan wanita itu keluar juga dari kamar.
“Eh Soo udah daritadi?”
Jisoo mengangguk. “2 jam yang lalu.”
Seungcheol terkejut karena itu dia baru mulai melakukan seks dengan wanita bayaran itu.
“Sorry tadi gue ganggu lo pasti.”
“Emang.” Jisoo langsung masuk kembali ke kamarnya. Ia bahkan mengunci pintu itu—agar Seungcheol tidak masuk.
-malam harinya-
Seungcheol beberapa kali mencoba memanggil Jisoo tapi Jisoo tidak kunjung keluar dari kamarnya. Akhirnya Seungcheol mengalah, ia tidak lagi mengganggu Jisoo. Ia masuk ke kamarnya untuk tidur.
Beberapa menit memejamkan matanya, Seungcheol merasa ada sesuatu di selangkangannya yang tertutup selimut. Dengan cepat ia membuka, dan ternyata ada Jisoo sedang mengulum kejantanannya.
“Soo.” Pekik Seungcheol
Jisoo hanya menoleh sebentar dan kembali melanjutkan apa yang tadi ia lakukan.
“Soo, ahh lo yang bener aja dong.” Ucapan Seungcheol agak sedikit mendesah karena Jisoo menghisap kejantanannya.
“Soo.” Seungcheol mencoba mendorong Jisoo agar menjauh tapi tidak bisa karena jujur saja tubuhnya lemas karena hisapan Jisoo
“Diem, nikmatin aja apa yang gue kasih.” Setelah berbicara seperti itu, Jisoo kembali mengulum kejantanan Seungcheol.
Di kulum, di jilat, di hisap dan sedikit di gigit itu yang Seungcheol lihat. Seungcheol bahkan sudah terlena dengan permainan Jisoo, ia sedikit menekankan kepala Jisoo agar terus melahap kejantanannya.
“Soo ah—fuck mulut lo enak banget.” Ucap Seungcheol. Jisoo berteriak girang dalam hatinya.
Jisoo kembali mengulum kejantanan Seungcheol. Sampai ia merasakan kejantanan Seungcheol membesar di mulutnya.
“Ahh fuck, Soo jangan ditelen—ahh anjing.” Seungcheol keluar di dalam mulut Jisoo.
Setelah melepaskan kejantanan Seungcheol dari mulutnya, Jisoo bergerak naik ke atas—yang menyebabkan Seungcheol merebahkan tubuhnya.
“Gimana, enak?”
Seungcheol mengangguk.
“Enakkan mana sama jalang yang tadi elo bayar?”
Seungcheol tidak menjawab.
“Gue bahkan bisa kasih yang lebih enak daripada yang jalang lo kasih. want to try?“
Lagi-lagi Seungcheol tidak menjawab, tapi Jisoo tetap bergerak. Dan malam itu, untuk pertama kalinya Seungcheol merasakan kenikmatan yang luar biasa.
. . . . . . . . .
Jeonghan masuk ke dalam apartemen Seungcheol dengan membawa beberapa bahan makanan yang akan ia masak di dapur Seungcheol.
“Eh, udah bangun.” Jeonghan melihat Seungcheol sedang meminum air putih di dapur.
“Bawa apaan?”
“Bahan makanan. Ada Jisoo ya ?”
Seungcheol mengangguk. Tapi ia tidak bilang apa yang dia dan Jisoo lakukan semalam. Dan tapi juga Jeonghan mengendusi tubuhnya.
“Ngapain sih lo?”
“Lo abis ngewe ya? Sama Jisoo?”
Uhuk
Seungcheol tersedak. Gimana bisa Jeonghan tau?
“Badan lo bau peju.” Ucap Jeonghan menjawab pertanyaan dalam kepala Seungcheol.
Jeonghan kembali melanjutkan memasaknya.
“Han, elo sama Jisoo pernah.....” Ucapan Seungcheol menggantung tapi Jeonghan tau kemana arah pertanyaannya.
Jeonghan mengangguk. “Kalo lagi pengen.”
Jujur saja Seungcheol terkejut. Ia tau orientasi seksual kedua sahabatnya itu.
“Biasanya kalo lagi pengen, awalnya dari apa?”
Ctak
Jeonghan memotong cabai dengan keras.
“Ya kalo lagi pengen.”
“Cuma kalo pengen? Gak ada karena apa atau siapa gitu?”
“Elo.”
“Hah?”
“Gue sama Jisoo ngewe karena elo Cheol. Kalo elo dengan seenaknya jalan mondar-mandir di depan kita ntah gak pake baju atau cuma pake handuk. Itu yang buat kita terangsang. Karena gak bisa ke elo ya kita saling bantu.”
Speechless itu yang Seungcheol rasakan. Bisa-bisanya dia jadi objek porno kedua sahabatnya.
“Udah gila.” Seungcheol memijat keningnya. Ia merasakan ada sesuatu yang menimpa kepalanya.
Jeonghan mengangkat bahunya dan melanjutkan kegiatan memasaknya.
“Tapi gue straight, Han.”
“Tapi elo ngewe semalem sama Jisoo.” Jawab Jeonghan enteng
Seungcheol tidak lagi menjawab.
“Jadi elo seme atau uke?”
“Hah?”
“Pihak atas atau bawah?”
“Ataslah.” Jawab Seungcheol cepat.
Jeonghan mengangguk mengerti. “Elo emang harusnya menggagahi bukan digagahi.”
. . . . . . . . . .
Seminggu setelah kejadian itu, Seungcheol menghindar dari Jisoo dan Jeonghan. Dan itu cukup membuatnya tersiksa, karena jujur saja ia tidak mudah akrab dengan orang lain.
Dan hari ini, ia memutuskan untuk menemui kedua sahabatnya itu.
Ting tong ting tong
Cklekkkk
Jeonghan di sana.
“Oh Cheol? Kenapa?”
“Gue boleh masuk?”
Jeonghan mengernyitkan keningnya. Seungcheol sebenarnya tinggal masuk saja, karena ia sama saja dengan mereka. Tau password apartemen Jisoo dan Jeonghan. Yup, Jisoo dan Jeonghan memutuskan untuk tinggal bersama.
Seungcheol masuk, ia kemudian duduk di sofa apartemen itu.
“Jisoo kemana?”
“Oh si Jisoo lagi balik ke LA.”
“Kok dia gak bilang sama gue?”
Jeonghan berjalan ke kulkas dan mengambil 2 kaleng cola. Yang satu ia berikan ke Seungcheol.
“Elo ngindarin kita kalo lo lupa.” Ucap Jeonghan dan langsung menenggak colanya.
Seungcheol menggaruk tengkuknya. “Sorry, Han.”
“Santai aja. Kaget lo pasti.”
Hening
“Em, Jisoo balik kapan Han?”
“Masih seminggu lagi. Dua Minggu dia di sana.”
Seungcheol mengangguk, dan lagi-lagi menggaruk tengkuknya.
“Em, Han?”
Jeonghan menatap Seungcheol. Kenapa sih dia?
“Elo atas atau bawah?”
“Hah?”
“Kalo sama Jisoo, atas atau bawah?”
Oh, Jeonghan paham
“Bawah. Kenapa?”
Seungcheol meremas jarinya. Ia gugup.
“E-elo lagi pengen ngewe gak—”
Hah?
“—Kalo iya, yuk sama gue?”
. . . . . . . . . .
Setelah itu, hubungan mereka bertiga semakin dekat. Bahkan Seungcheol cemburu kalau Jisoo hanya dengan Jeonghan tanpa mengajaknya.
“Han, Soo?”
Jeonghan dan Jisoo menatap Seungcheol.
“Pacaran yuk?”
“Hah?”