Seungcheol emosi saat keluar dari rumah Jeonghan. Dan orang yang harus menerima emosinya adalah Soonyoung.

Sesampainya di sanggar tari milik Soonyoung, Seungcheol langsung menerobos masuk ketika banyak orang yang sedang berada di sana.

Bukkkkkkkk

Satu pukulan keras mengenai pipi Soonyoung.

“Bang?”

“Sakit?” Seungcheol sudah menarik baju Soonyoung dan akan memukul lagi, tapi hal itu di cegah oleh beberapa orang di sana.

“Apa maksud lo bang? Dateng-dateng mukul gue?”

“Masih gak punya malu lo nanya gitu ke gue?”

“Bang, lo kenapa sih?”

“Elo yang kenapa nyong? Kenapa lo rebut Jeonghan dari gue? Hah? Gue salah apa sama lo? Kurang baik apa gue ke elo selama ini?”

Oh Soonyoung mengerti

“Bang, gue bisa jelasin.”

“Basi. Gue sama Jeonghan udah putus.” Ucap Seungcheol langsung pergi meninggalkan sanggar tari Soonyoung.

. . . . . . . . .

Seungcheol duduk di salah satu restoran, ia ingin meredakan emosinya dengan segelas jus atau apapun yang segar.

“Cheol?”

Seungcheol menoleh, dan mendapati mama Yoon di sana.

“Ma.” Seungcheol menyalami mama Yoon.

“Kok udah disini? Jisoo mana? Kirain masih besok pulangnya.”

“Tadi aku tinggal Jisoo di rumah mama, ma.”

“Oh kamu udah ketemu Jeonghan? Ya ampun, kalian lagi ada masalah ya? Kok Jeonghan sampe ngurung diri gitu. Mama sampe kesel banget liatnya.”

“Ma?”

“Ya, Cheol?”

“Aku putus sama Jeonghan. Atau bahkan sama Jisoo.”

“Hah? Kok bisa? Kenapa?”

Seungcheol tersenyum miris mengingat kejadian tadi.

“Jeonghan bilang, hubungan kita ga sehat ma. Dalam suatu hubungan cuma boleh 2 orang. Dan ya, aku ngalah.”

“Eh, kok Jeonghan bisa mikir kayak gitu?” Tanya mama Yoon. Lalu tiba-tiba ia teringat dengan ucapannya.

“Cheol, ini kayaknya Jeonghan salah tanggap deh.”

“Salah tanggap gimana ma?”

“Kemarin mama bilang sama dia, mama suruh dia nikah biar gak kerja dan bisa ikut kamu atau Jisoo kalo pergi jadi dia gak sendirian soalnya kemarin dia kayak kesepian gitu.” Seungcheol menyimak omongan mama Yoon.

“Terus dia tanya nikahnya sama siapa ya mama jawab pacar kamu siapa, ya berarti nikahnya sama pacar kamu. Terus dia bilang aneh kalo nikah bertiga, mama timpalin lagi terus siapa yang harus ngalah, terus dia nanya kalo dia yang ngalah gimana. Mama bilang, kalo kamu ikhlas ya gapapa mama juga gapapa kalo mantunya bukan Cheol sama Jisoo tapi pas liat dia kemarin nangis-nangis gitu dia ga ikhlas kalo kalian cuma berdua. Dia kepikiran disitu kayaknya Cheol. Aduh maafin mama ya Cheol, gara-gara omongan mama kalian jadi gini.”

Seungcheol paham sekarang. Sangat-sangat paham.

“Berarti Jeonghan gak selingkuh sama Soonyoung, ma?”

“Hah? Mana ada, Jeonghan selama kalian di sana cuma di rumah aja kok karena kerja dari rumah juga. Gak ada ketemuan sama siapa-siapa. Kalo main hp ya paling bales chat kalian aja.”

Seungcheol mengacak-acak rambutnya. Ia salah paham. Pada Soonyoung dan Jeonghan.

“Ma, tadi Cheol mukul Soonyoung. Karena Jeonghan bilang dia selingkuh sama Soonyoung. Cheol emosi banget ma.”

“Ya udah, kamu minta maaf sama Soonyoung. Kasian dia gak tau apa-apa. Paling keseret karena Jeonghan yang minta.” Ucap mama Yoon, sambil merapihkan rambut Seungcheol.

“Ma, kalo Cheol ajak Jisoo sama Jeonghan nikah gimana? Mama setuju gak kalo Cheol punya 2 suami?”

Mama Yoon tersenyum. “Kalo mama gak setuju dari dulu mama udah gak bolehin Jeonghan deket-deket sama kamu atau Jisoo. Mama liat setelah sama kalian Jeonghan jadi lebih bahagia, masa mama mau ngerusak kebahagiaan anak-anak mama?”

Seungcheol memeluk mama Yoon. “Makasih ya ma.”

“Izin sama papa juga ya, Cheol.”

Seungcheol mengangguk. “Pasti ma.”

. . . . . . . . .

Kali ini dari kediaman keluarga Choi.

Setelah kejadian itu, Seungcheol tidak menggubris pesan-pesan dari Jisoo maupun Jeonghan. Bahkan Seungcheol meminta Jihoon untuk memberi tau mereka agar tidak mengganggunya dulu.

“Yah, bun.” Ucap Seungcheol

“Kenapa mas?” Tanya sang bunda.

“Bunda sama ayah lebih setuju mas nikah sama Jeonghan atau Jisoo?”

Ayah Choi mengernyit heran. “Emang kamu ada niat nikah sama salah satu dari mereka? Gak dua-duanya?”

“Emangnya gapapa yah kalo nikahin dua-duanya?”

“Loh mas, kamu kan awalnya pacaran bertiga terus kenapa nikahnya cuma berdua toh?” Tanya bunda nya.

Seungcheol tertawa. “Mas cuma ngetes aja. Ayah sama bunda setuju gak kalo mas nikahin dua-duanya.”

“Lagian kalian udah lama kan bareng-bareng, gimana perasaan salah satu dari kalian kalo ga di pilih?”

Seungcheol mengangguk. “Tapi di Indonesia gak dibolehin kan yah?”

“Udah itu urusan ayah, yang penting kamu udah dapet izin dari kedua orang tua dari dua pihak.”

“Mama-papa Yoon udah, tinggal papi-mami Hong aja.”

. . . . . . . . .

Seungcheol sedang menelepon papi-mami Hong untuk meminta izin dan ternyata mereka juga memberikan izin. Betapa bahagianya Seungcheol punya suami 2

“Mas?”

Seungcheol melihat ada ayahnya dan Jihoon di depan pintu ruangannya. Tapi dengan seseorang wanita di belakang mereka.

“Yah tumben?” Ia menyalami ayahnya dan, Jihoon juga menyalami dirinya.

“Ini ayah mau kenalin anaknya om Baskoro. Inget gak kamu sama om Baskoro?”

Seungcheol mengangguk. “Inget yah. Terus?”

“Nah dia ini yang bakal bantuin kamu ngurus pernikahan kamu sama Jeonghan dan Jisoo. Nikahnya di Amerika mas, oke gak?”

“Aku sih oke dimana aja yah, di Amerika lebih oke karena papi mami di sana kan.”

“Yaudah, kamu kenalan dulu aja sama dia sekalian tanya-tanya. Ayah sama Jihoon pergi dulu.” Sehabis itu ayah dan Jihoon pergi. Sedangkan wanita itu ikut masuk ke ruangan Seungcheol. Pada saat itu hansol sedang tidak ada makannya ia tidak kenal, lagipula Seungcheol tidak mau harus merahasiakannya dari hansol karena hansol merupakan kaki tangan Jeonghan dan Jisoo.

“Gue Seungcheol.”

Wanita itu menjabat tangan Seungcheol. “Andrea.”

. . . . . . . . .

Andrea berkunjung ke kantor Seungcheol untuk membahas lebih lanjut tentang pernikahan Seungcheol dengan kedua pacarnya. Andrea ini sebenarnya punya WO—jadinya ia bantu Seungcheol secara keseluruhan.

Saat ini mereka berada di dalam ruangan Seungcheol.

“Aww.” Andrea mengucek matanya

“Kenapa re?”

“Bulu mata gue jatoh dan masuk nih kayaknya, perih.”

“Sini gue tiupin.”

Posisinya, Seungcheol menangkup wajah Andrea dan kalo dilihat dari belakang memang seperti orang sedang berciuman. Dan pada saat itu juga, Jeonghan datang. Dan melihat semuanya.

Itu membuat Seungcheol dan Andrea terkejut—benar-benar seperti orang yang sedang ketangkap basah karena selingkuh.

Jeonghan pergi ketika melihat semuanya, saat akan Seungcheol pergi Andrea menahannya.

“Kasih tau dia, kalo gue gak suka sama cowok.”

Sehabis itu Seungcheol pergi menyusul Jeonghan.

Tapi ternyata, saat Jeonghan sudah berhasil dia kejar Jeonghan malah memilih mundur dari hubungan mereka.

“Halo re, gue kayaknya mau mempercepat semuanya.”