Setelah kejadian itu Seungcheol dan Jeonghan makin dekat, bahkan Jeonghan sering menggodanya saat Jihoon masih di rumah—tapi Jihoon sama sekali tidak sadar akan hal itu.
Contohnya saat ini, Seungcheol, Jihoon, Chan dan Jeonghan sedang sarapan bersama dengan Jeonghan yang duduk tepat di depan Seungcheol. Dengan sengaja ia mengelus kaki Seungcheol dengan kakinya dan tentu saja dengan gerakan sensual.
Jeonghan mengelus, sampai akhirnya kakinya tepat di selangkangan Seungcheol. Ia mengelus kejantanan Seungcheol dengan kakinya dari luar celananya. Dengan bersikap biasa—ia sedang menyuapi Chan sesekali ia melihat wajah Seungcheol yang memerah karena elusannya.
“Mas, kamu baik-baik aja?” Tanya Jihoon saat melihat suaminya bertingkah aneh.
“Baik-baik aja kok yang, kayaknya aku kepedesan deh.”
“Hah? Ini pedes? Kayaknya aku buat gak sepedes itu.”
“Iya kayaknya yang kepedesan.”
“Maaf ya mas, kamu mau aku buatin lagi?”
“Engga usah yang, nanti kamu telat. Chan juga jadinya telat nanti.”
“Yaudah gak usah di makan lagi, kamu makan sereal aja sana.”
“Aku udah kenyang kok. Nanti kalo laper aku makan sereal.”
Jihoon mengangguk lalu kembali ia fokus pada sarapannya. Sementara Seungcheol, ia menahan kaki Jeonghan yang di selangkangannya dengan kedua pahanya, ia melirik Jeonghan—memintanya agar terus bergerak. Dan Jeonghan paham, ia menggerakkan kakinya dengan pelan, bahkan Seungcheol hampir saja mendesah ketika Jeonghan dengan sengaja menekan pelan dibagian itu.
“Hm—.”
Jihoon menatap Seungcheol. “Kenapa mas?”
“Engga yang, aku lagi mikir kalo hari ini kerjaan aku banyak. Soalnya pihak penerbit udah minta tulisan aku secepatnya.”
“Oh, kamu lagi mentok banget atau gimana?”
“Sedikit, tapi hari ini aku bakal selesaiin.”
“Kalo masih gak bisa, refreshing aja mas. Biar ada ide lagi.”
“Iya yang.”
Lalu Jihoon mengalihkan pandangannya pada Chan.
“Chan udah kelar?”
“Udah pa.”
“Berangkat sekarang ya?”
Chan mengangguk, lalu ia mengambil tas nya dan menyampirkannya di pundaknya.
“Mas, aku sama Chan berangkat dulu. Kamu kalo butuh sesuatu telfon aku aja ya?”
“Iya sayang. Hati-hati ya.” Seungcheol mengecup kening Jihoon dan Chan
“Nanti ayah jemput Chan kan?”
“Iya dong.”
“Jangan lupa ya mas?”
“Iya sayang.”
Setelah Jihoon dan Chan pergi, tinggallah Seungcheol dan Jeonghan.
“Kamu nakal banget sih?” Seungcheol memukul pantat Jeonghan ketika Jeonghan sedang mencuci piring.
“Tapi enakkan pak?”
“Ada enaknya, ada sensasi deg-degannya.”
“Kapan-kapan cobain yang lebih deh pas ada pak Jihoon. Pasti lebih seru.”
“Dasar. Saya ke ruang kerja dulu.”
“Gak mau di lanjutin yang tadi pak?”
“Jihoon suka pulang tiba-tiba karena ada yang ketinggalan, saya pastiin dulu dia udah sampai di kantornya.”
“Panggil saya kalo bapak butuh saya manjain.”
Seungcheol mengecup bibir Jeonghan. “Saya gak sabar di manjain sama kamu.”