Seokmin kembali setelah membeli makan siang untuknya dan Jisoo. Kedunya sering makan siang bersama seperti ini. Karena ya, Jisoo menganggap Seokmin sebagai partner kerjanya dan temannya. Seokmin dan Jisoo hanya beda satu tahun—Jisoo lebih tua dari Seokmin.

Jisoo melihat wajah Seokmin yang murung.

“Kenapa?”

Seokmin menatap Jisoo. “Apanya yang kenapa pak?”

“Kamu kenapa? Balik beli makanan sedih gitu, gak ikhlas beliin saya makanan?”

Seokmin menggeleng. “Gak gitu pak, saya ada sedikit masalah aja di rumah.”

“Kamu berantem sama adik kamu?”

“Bukan, adalah masalah yang saya ga bisa ceritain ke bapak.”

“Oke, tapi kalo kamu butuh sesuatu kasih tau saya aja. Siapa tau saya bisa bantu.”

Seokmin mengangguk. “Iya pak.”