dimulai dari nol, ya.
Seokmin dan Jisoo memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak sebelum pulang.
“Berarti ibu gak pulang?”
“Engga, besok sore biasanya baru pulang. Soalnya dek Ichan ada temennya di sana jadi dia seneng.”
“Berarti aku boleh bobok sama kamu dong?”
Seokmin tertawa. “Boleh, kalo mau sempit-sempitan lagi.”
Jisoo memekik senang. Hampir 3 bulan Jisoo di sana, dan selama itu juga ia makin dekat dengan Seokmin. Jisoo bahkan tidak segan-segan melakukan skinship dengan Seokmin.
“Soo?”
“Ya?”
“Kamu kenal Jeonghan?”
Senyum di wajah Jisoo luntur ketika mendengar nama itu. Jisoo memang tidak berbicara apa alasan ia pergi ke Yogyakarta.
“Kamu tau Jeonghan darimana?”
“Aku nanya duluan kan.”
Jisoo melepaskan genggaman tangan Seokmin, ia duduk di bangku taman.
“Aku kenal Jeonghan. Dulu aku sama dia sahabat tapi sekarang engga.”
“Kenapa?”
“Dia selingkuh sama pacar aku Seok pada saat itu. Dengan alasan mereka di jodohin.”
Seokmin memandang jauh ke depan, ternyata yang Wonwoo bilang benar. Jeonghan yang sekarang bukan seperti Jeonghan yang ia kenal dulu.
“Kamu kok kenal Jeonghan?”
“Jeonghan mantan aku, dia ninggalin aku waktu itu karena aku belum ada penghasilan. Dia bilang orang tuanya udah nuntut dia untuk nikah terus. Ya jadi aku lepasin dia.”
“Terus dia pindah ke Jakarta?”
“Iya, awalnya aku gak percaya sama mas nu kalo dia liat Jeonghan tapi ternyata bener.”
“Kok Wonwoo gak cerita sama aku ya kalo dia kenal Jeonghan?”
“Mungkin mas masih kesel, sama yang dulu.”
“Terus sekarang kamu masih sayang sama dia?”
Seokmin menatap Jisoo. “Buat apa sayang sama orang yang gak sayang sama kita?”
“Kalo Jeonghan balik, kamu mau?”
“Aku sih lebih pilih Jisoo.”
“Seok aku serius.”
“Aku juga serius. Prinsip ku, gak ada alasan untuk balik sama mantan.”
Jisoo mengangguk. Kemudian ia menatap lurus ke depan.
“Soo?”
“Ya?”
“Mulai sama aku, yuk?”