“Kok bisa gini sih mas?”
Seungcheol meringis ketika luka-lukanya di tekan.
“Pelan-pelan, Jun.”
Jun lagi
“Ya abis kamu, berantem sama siapa coba?”
“Ini cuma salah paham kok.”
“Salah paham apa yang sampe bonyok begini?” Tanya Jun sambil menekan-nekan luka Seungcheol.
“Aww, Jun.”
Jun memperhatikan wajah Seungcheol.
“Udah bonyok kok masih cakep sih mas?”
Seungcheol tersenyum. “Bisa aja kamu, Jun. Kamu kok bisa kesini lagi? Kan tadi sudah pulang.”
“Feeling aku mengatakan ada yang terjadi sama kamu. Dan bener kan.”
“Kuat ya feeling kamu.”
“Iya dong.”
Lalu keduanya sama-sama terdiam. Tapi Jun masih memperhatikan wajah Seungcheol. Lalu tangannya mengelusi rahang Seungcheol.
“Mas?”
“Hm?” Seungcheol tidak terbiasa dengan sentuhan itu. Jujur saja, ia tidak merasakan ada sesuatu yang membuncah di hatinya.
“Aku sayang sama kamu.”
Ini yang Seungcheol takutkan.
“Kamu sayang aku gak, mas?”
Seungcheol tidak menjawab. Karena memang tidak ada jawaban yang pasti untuk pertanyaan Jun itu.
“Mas?”
Seungcheol masih diam, tapi ia menatap Jun.
“Tutup mata kamu deh.”
“Ada apa?”
“Tutup aja.”
Seungcheol menurut. Ketika matanya terpejam, ia merasakan tangan Jun mengelus-elus rahangnya lagi. Dan selanjutnya sesuatu yang kenyal menyentuh bibirnya. Seungcheol buru-buru membuka matanya, terkejut dengan apa yang Jun lakukan.
Jun tersenyum. “Aku sayang kamu, mas.” Lalu bibirnya kembali ia darat kan di bibir Seungcheol. Tapi dengan cepat Seungcheol menjauhkan dirinya dari Jun.
Seungcheol tau kalau Jun menyukainya. Tapi ia tidak tau kalau Jun akan senekat itu.
Dan, hal lain yang tidak Seungcheol ketahui adalah ada dua hati yang terluka melihat mereka.