Juned bersabda....

Seungcheol memasuki kamar rawat Juna dengan wajah murung. Membuat Juna kesal melihatnya.

“Kenapa sih muka lo?”

Seungcheol duduk di sofa yang tersedia di sana, ia mengacak-acak rambutnya frustasi.

“Kenapa sih?”

“Si Jeonghan ngambek sama gue.”

“Lah kenapa?”

“Gara-gara kemaren balik dari sini gue ga ke apartemen padahal gue udah janji sama dia.”

“Lo udah jelasin belom alesannya?”

“Udah ned, tapi ya gitu dia bilang udah maafin gue tapi tadi gue deketin malah ngejauh bahkan dia gak mau skinship sama gue.”

“Dan elu uring-uringan?”

Seungcheol mengangguk.

“Elo sadar ga sih sama apa yang terjadi sama lo sekarang ini? Semenjak ada Jeonghan. Ya kita kesampingkan dulu masalah dia surrogate.”

“Maksud lo?”

“Cheol, elo kayak anak kemaren sore yang lagi kasmaran dan tiba-tiba berantem sama pacar lo. Lo sadar gak sih?”

Seungcheol bungkam. Ia menatap Juna dengan tatapan tidak percaya.

“Elo uring-uringan mikirin Jeonghan yang ngambek, padahal elo sendiri gak pernah tuh yang namanya musingin Rachel yang tiba-tiba aja marah karena elo gak nurutin maunya dia.”

“Ini Jeonghan loh Cheol, Jeonghan. Orang asing yang tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan lo.”

Apa yang dikatakan Juna ada benarnya, harusnya ia tidak sebegininya kan sama Jeonghan? Bahkan Jeonghan tadi juga bilang hal yang hampir sama.

“Terus gue harus apa, Jun?”

“Ikutin kata hati lo, maybe?”

Seungcheol lagi-lagi terdiam. Ia bahkan tidak tau apa yang hatinya mau.

“Ikutin kata hati lo, jangan hati lo mulu yang ngikutin maunya elo. Bisa mati rasa nanti.”

Seungcheol masih belum menanggapi Juna.

“Sekarang gue tanya sama lo, lo sayang gak sama Rachel?”

Seungcheol diam sejenak lalu ia mengangguk.

“Kalo Jeonghan elo mikir gue percaya, ini Rachel Cheol istri lo sendiri, elo segala mikir.” Ucap Juna sambil tersenyum meremehkan.

“Ned gue ga tau harus apa.”

“Pilih salah satu.”

Seungcheol menggeleng.

“Lo gak bisa lah milikin dua-duanya. Mana ada orang mau di madu?”

“Gue gak bisa ned.” Ucap Seungcheol pelan.

“Lo bisa, cuma elo ga mau. Elo gak mau lepasin Rachel karena elo udah janji gak bakal ninggalin dia. Padahal bisa aja sewaktu-waktu dia yang ninggalin elo yang notabene nya dia juga udah janji gak bakal ninggalin elo. Jangan terlalu percaya sama janjinya manusia.”

“Lo gak mau lepasin Jeonghan, karena ya emang mungkin dia orang yang selama ini elo cari.”

Seungcheol memikirkan semua yang Juna ucapkan. Benar yang Juna bilang, ia harus memilih.

“Pilihannya ada di tangan lo, Cheol.”

Juna memandangi Seungcheol yang sedang berpikir.

“Mungkin elo harus tau dulu Cheol apa yang Rachel lakuin di belakang lo.”