Jisoo sampai di rumah ayah mertuanya. Setelah mengucapkan terima kasih pada supir kantor Seungcheol, ia masuk ke dalam rumah dan di sambut suaminya.

“Anak-anak rewel gak?”

Jeonghan menggeleng. “Kan ada Jihoon, mereka kalo udah ngerecokin Jihoon seneng banget.”

“Jangan dibiasain Han, takutnya Jihoon lagi sibuk.”

Jeonghan mengangguk. “Tapi hari ini engga kok.”

Seungcheol, Jeonghan, Jisoo memutuskan untuk mengadopsi anak setelah satu tahun menikah. Mereka mengadopsi 2 anak sekaligus—biar ga rebutan menurut Seungcheol.

. . . . . . . . .

“Ntar Seungcheol jemput Soo?” Tanya sang bunda

Jisoo mengangguk. “Iya bund, biar sekalian.”

“Bunda, tau gak kalo sekretarisnya Cheol baru?”

Mereka melihat wajah bundanya bingung.

“Engga sih, Cheol ga cerita.”

Jisoo dan Jeonghan lega, karena Seungcheol ternyata memang lupa.

“Cewek atau cowok kak?” Tanya Jihoon

“Cewek ji, cantik lagi.”

“Serius Soo?”

Jisoo mengangguk. “Terus pas aku kasih tau kalo aku suaminya Seungcheol mukanya langsung ga enak gitu. Gak tau deh kenapa.”

“Dia pasti mikir kalo punya wajah cantik bosnya bakal tertarik. Kebanyakan nonton drama.” Jawab Jeonghan kesal.

“Namanya siapa Soo?”

Jisoo sedikit berpikir, karena ia tidak terlalu ingat.

“Nay—Naya atau Maya aku lupa bund.”

“Nayeon?” Tebak Jihoon

“Oh iya Nayeon. Kamu kenal ji?”

Jihoon menggaruk tengkuknya, ia merasa akan ada perang besar nantinya.

“Kamu kenal ji?” Tanya Jeonghan lagi

“Itu kak—emm—itu mantannya mas pas SMA.”

Hah?