Jisoo memasuki ruangannya dengan wajah lelah, ia duduk di kursinya dan mengendurkan dasi yang ia rasa terasa sangat mencekiknya.

Seokmin masuk beberapa saat kemudiannya. Ia menaruh berkas-berkas yang tadi mereka gunakan untuk meeting.

“Kopi atau jus pak?”

Jisoo yang sempat memejamkan matanya kini membuka matanya.

“Jus melon boleh Seok.”

Tanpa menjawab Seokmin bergegas menuju pantry dan membuatkan jus melon untuk Jisoo. Beberapa menit kemudian setelah selesai ia kembali ke ruangan Jisoo dan menaruh jus itu di meja Jisoo.

“Saya ga habis pikir sama kinerja mereka. Kenapa makin buruk sih?”

“Capek juga bilangin orang-orang batu kayak mereka.” Seokmin hanya diam ketika Jisoo mengeluarkan unek-uneknya. Jisoo hanya ingin di dengar, bukan di beri nasihat.

“Seok?”

Nah, kalo sudah begini baru deh Seokmin bisa memberikan tanggapan untuk emosi Jisoo.

“Saya udah boleh ngomong ya pak?” Jisoo mengangguk.

“Gini ya pak, kalo menurut saya kali ini bapak harus tegas. Saya bukannya mau ngomporin sih, cuma emang akhir-akhir kinerja mereka menurun saya juga ga tau karena apa.”

“Tegasnya gimana?”

“Kasih peringatan, kalo masih kayak gini ya mau gak mau turun jabatan.”

Jisoo tampak memikirkan ucapan Seokmin.

“Saya coba pikirin lagi deh.”

Seokmin mengangguk. Lalu ia berdiri untuk kembali ke mejanya.

“Saya balik ke meja dulu pak.”

Jisoo mengangguk. “Makan siang apa?”

“Bapak maunya apa?”

“Lagi pengen makan nasi Padang deh Seok.”

“Tumben.”

“Gak tau pengen aja.”

“Makan di sana atau take away?”

“Take away aja lah. Dikasih sendok kan?”

“Jiakhh, makan nasi Padang pake sendok. Mana nikmat.”

“Berminyak tau.”

Seokmin tertawa. “Yaudah nanti saya beli ke sana.”

“Sekalian es yang kamu beli kemarin tuh.”

“Es cekek? Emang di Amerika gak ada es teh di cekek ya pak?”

“Ya engga ada, paling di gelas kayak kopi gitu.”

“Gak asik banget ga tau es cekek.”

“Lagian kenapa namanya es cekek sih?”

“Itu minumnya pake plastik terus di pegang gitu kayak di cekek. Jadinya es cekek.”

Jisoo ber-oh ria ketika tau apa arti dari es yang sering Seokmin minum.

“Bapak pake lauk apa?”

“Kamu apa?”

“Saya biasanya ayam bakar, tapi lagi pengen rendang.”

“Yaudah saya ayam bakar aja.”

“Oke, saya ke meja saya dulu.”

Lalu Seokmin pergi ke meja dan melanjutkan pekerjaannya.