Jisoo masuk kembali ke rumahnya setelah mengantar anak-anaknya ke rumah Minghao. Ia sedih, kenapa di hari ulang tahunnya kedua suaminya malah bertengkar.

Jisoo membuka pintu kamar, dimana ada Jeonghan di sana. Jisoo mendekat, ikut merebahkan tubuhnya di sebelah Jeonghan.

“Sayang, jangan berantem dong. Maaf ya bikin kamu iri.” Jisoo memeluk Jeonghan dari belakang, beberapa kali mengecup leher belakang Jeonghan.

“Aku tau ini ga boleh, tapi aku kesel Soo. Aku ngerasa dibedain.” Hati Jisoo sakit saat mendengar tangisan Jeonghan. Ia memeluk suaminya dengan erat..

“No, sayang. Ga ada yang bedain kamu, cuma waktunya aja yang ga tepat. Maaf ya sayang, maaf kalo bikin kamu ngerasa kayak gitu.”

Tangisan Jeonghan makin menjadi. “Mau ke rumah mama.”

“Jangan ya sayang, disini aja sama aku sama Cheol. Jangan kemana-mana.” Jisoo jadi ikut menangis. Pasalnya, Jeonghan tidak pernah seperti ini tapi sekalinya seperti ini membuat hatinya sakit.

Pintu kamar terbuka, tapi hanya Jisoo yang menoleh. Di sana ada Seungcheol yang baru pulang kerja.

“Ayo ngobrol dulu, Han.” Tanpa basa-basi Seungcheol langsung mengajak Jeonghan berbicara.

Jeonghan hanya menggeleng. Seungcheol menghela nafasnya kasar, kemudian ia berjalan ke arah Jeonghan dan dengan tiba-tiba menarik tangan Jeonghan sampai Jeonghan memekik.

“Seungcheol.” Jisoo terkejut, ia mencoba melepaskan tangan Seungcheol yang berada di tangan Jeonghan.

“Jangan kayak anak kecil.”