Jihoon duduk di salah satu bangku di taman itu, sambil mendengarkan musik. Ia memandang jauh ke depannya dengan pikiran menerawang. Setelah pertemuannya dengan Soonyoung kemarin, laki-laki menjadi lebih sering berada di dalam benaknya. Ia mencoba menepis pikiran itu tapi tidak bisa, Soonyoung benar-benar sudah berdiam diri di otaknya.

“Arghhhh ngapain sih gue mikirin cowok aneh kayak dia? Masa iya gue jatuh cinta pada pandangan pertama. Aneh banget lo Jihoon.”

“Permisi?”

Jihoon menoleh dan mendapati seseorang yang ia pikirkan daritadi.

“Lo ngapain?” Tanya Jihoon, lalu pandangannya tertuju pada seorang bayi laki-laki yang berada di gendongan Soonyoung. “Udah berkeluarga ternyata.”

“Kamu lagi, kamu tuh ngikutin saya ya?”

“Pede banget sih lo. Emangnya lo siapa?”

“Tadinya saya mau minta tolong, tapi ternyata kamu orangnya saya jadi males minta tolong.”

“Helo, Lo pikir gue mau nolongin lo? Gak usah kepedean deh.”

Soonyoung akan pergi, dan Jihoon kembali pada posisi awalnya. Saat tau Jihoon tidak menahannya, Soonyoung mengernyitkan keningnya tapi sedetik kemudian ia tidak perduli akan hal itu.

. . . . . . . . . .

Jihoon memasuki cafe dekat taman yang tadi ia kunjungi. Ia memilih tempat duduk di pojok ruangan. Belum sempat ia duduk, ia melihat Soonyoung di sana dengan anak bayi yang tadi sore juga dan seorang pria di depannya.

“Suaminya?”

Posisi duduknya membelakangi Soonyoung dan seorang laki-laki yang Jihoon yakini suaminya. Tapi dari situ ia bisa mendengar jelas semua pembicaraan mereka.

“Kamu yakin gak mau pikirin lagi?”

“Mereka akan bercerai?”

“Aku gak bisa Sun, kamu pantes dapet yang lebih baik dari aku.”

Jihoon membulatkan matanya terkejut, ia ingat suara itu. Suara laki-laki yang membuat kakaknya kehilangan arah selama 2 tahun. Tapi tidak mungkin kan kalau laki-laki yang ia maksud adalah suami Soonyoung? Maksudnya, apakah selama ini pencarian kakaknya sia-sia?

“Tapi aku yakin kamu yang paling baik, Han.”

Han?

Jihoon masih menyimak pembicaraan keduanya.

“Sun, aku dan suamiku yang dulu belum bercerai.”

“Tapi selama 2 tahun ini dia gak menafkahi kamu Han.”

“Itu karena dia gak tau aku dimana?”

“Kamu yakin dia masih cari kamu?”

Seorang yang Soonyoung panggil Han itu tidak menjawab, dan Jihoon yakin kalau itu benar-benar Jeonghan.

“Kak Han, mas ada disini. Please jangan kemana-mana dulu.”