JiHan
Seungcheol pergi pagi-pagi sekali, bahkan tanpa pamit pada Jeonghan dan Jisoo.
Jisoo keluar kamar terlebih dahulu, beberapa detik kemudian Jeonghan keluar dari kamarnya. Lalu mereka saling berpandangan, tapi sedetik kemudian Jeonghan memutus pandangan mereka.
“Cheol, udah berangkat ya yang?” Tanya Jisoo, Jeonghan hanya mengangguk. Sebenernya ingin sekali ia berlari ke arah Jisoo dan memeluk laki-laki yang tidak ia peluk semalaman.
“Kamu mau sarapan apa?”
“Sarapan di kantor aja.” Jisoo mengangguk kaku, lalu ia mengambil dua gelas kosong dan berjalan menuju kulkas untuk mengambil susu. Lalu ia menuangkan ke dua gelas kosong tadi. Lalu memberikannya pada Jeonghan, Jeonghan menerimanya dan langsung meminumnya. Keheningan menyapa mereka.b
“Yang?”
Jeonghan hanya berdehem.
“Kangen.”
Satu kata yang hampir saja membuat air mata Jeonghan menetes, Jeonghan meremat gelas yang ia pegang.
Jisoo mendekat ke arah Jeonghan, dengan pelan ia mencoba untuk mengambil tangan Jeonghan—ia takut Jeonghan menolaknya. Tapi tidak, Jeonghan tidak menolaknya bahkan ketika Jisoo sudah berhasil menggenggam tangan Jeonghan, Jeonghan meremat tangannya. Itu artinya Jeonghan sudah mulai memaafkannya.
“Maaf yang, maaf aku buat kamu sama Cheol cemburu. Niat aku cuma mau bantuin bos aku aja, tapi ternyata niat aku malah bikin kalian berdua sakit hati. Maaf ya yang, aku kurang peka sama kalian.
Jeonghan menangis karena ucapan Jisoo, lalu ia memeluk Jisoo dengan erat.
“Maaf aku juga terlalu kekanak-kanakan.” Jisoo membalas pelukan Jeonghan dengan erat juga.
“Engga sayang, kamu berhak kayak gitu. Maaf ya.” Jeonghan duduk di atas pangkuan Jisoo, ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jisoo, Jisoo mengelus-elus punggungnya dengan lembut.
“Soo?”
“Hm?”
“Aku pengen kamu.”
Jisoo mengerti apa yang di ucapkan Jeonghan.
“Bolos berarti nih?”
“Bolos sehari aja.”
“Yaudah. Ke kamar Cheol aja ya? Pelumas sama pengamannya di sana soalnya.” Jeonghan mengangguk.
“Gendong.”
Dengan sigap Jisoo menggendong Jeonghan menuju kamar Seungcheol. Sesampainya di sana Jisoo merebahkan tubuh Jeonghan dengan pelan.
“Aku bales chat nya Cheol dulu ya?”
Jeonghan mengangguk. “Bilang juga kita mau ngapain.”
“Iya sayang.”