Jeonghan memencet bel rumah yang akan ia tempati segera.

Cklekkkk

Seorang laki-laki dewasa keluar dengan kaos oblong dan celana pendeknya.

“Baby sitter ya?”

Jeonghan terpukau dengan orang di depannya.

“Halo?” Jeonghan tersadar dari lamunannya, lalu ia mengangguk.

“Saya Jeonghan, pak. Baby sitter nya anak bapak.”

“Oh okay, saya Seungcheol. Ayahnya Chan. Masuk Jeonghan.”

Jeonghan masuk mengikuti arah Seungcheol.

“Langsung saya tunjukin kamar kamu aja ya?”

“Anjrit gue langsung dibawa ke kamar. Ngewe gak nih?”

Seungcheol membawanya ke kamar yang akan Jeonghan tempati.

“Ini kamar kamu ya Jeonghan.”

“Oh iya pak.”

“Kamu boleh istirahat dulu, soalnya Chan lagi main ke rumah om nya.”

“Iya pak.”

“Kalo butuh sesuatu, panggil aja ya saya di ruang kerja.” Ucap Seungcheol sambil menunjuk ke arah pintu dekat tangga naik.

Jeonghan mengangguk. “Iya pak Seungcheol. Saya izin istirahat sebentar. Ngomong-ngomong pak Jihoon sedang pergi atau gimana ya pak?”

“Oh suami saya lagi kerja. Nanti sore pulangnya.”

“Oh gitu, yaudah pak.”

“Maaf ya saya ga buatin kamu minum, kerjaan saya lagi banyak. Kalo kamu aus ambil sendiri aja.”

“Iya pak, nanti saya ambil sendiri. Terima kasih, selamat bekerja.”

Seungcheol mengangguk, lalu ia keluar dari kamar Jeonghan menuju ruang kerjanya. Jeonghan memperhatikan tubuh tegap Seungcheol yang mempesona walau dari belakang.

“Beruntung banget pak Jihoon dapet pak Seungcheol. Gue juga mau.”