Jeonghan membukakan pintu gerbang untuk mobil Seungcheol.

“Ngapain segala dibukain sih?” Tanya Jisoo yang keluar pertama dan langsung mengecup kening Jeonghan.

“Gapapa yang. Beli gak pesenan aku?”

Jisoo mengangkat plastik bawaannya. “Beli dong, ntar kalo ga beli ngamuk kincinya aku.”

Jeonghan memekik senang karena pesanannya sampai.

“Ayo makan yang, laper.”

Jeonghan merangkul pinggang Jisoo dan tidak lupa menggandeng tangan Seungcheol untuk masuk ke rumah mereka.

. . . . . . . . .

Mereka bertiga makan dengan lahap, karena memang ketiganya sama-sama lapar.

“Kamu besok udah masuk Han?” Tanya Seungcheol

“Lusa yang.” Jawab Jeonghan

“Kok lama sih wfh nya?”

Jeonghan mengangkat bahunya. “Aku sih ikut bos aja.”

“Enak kamu kerja sambil tiduran.”

“Eh tadi kan aku zoom meeting ya yang, belum mandi eh di suruh nyalain kamera. Aku langsung pake baju rapih.”

Jisoo dan Seungcheol tertawa mendengar cerita Jeonghan.

“Lagian orang mah bangun pagi yang.”

“Aku bangun pagi, cuma ga mandi pagi.”

“Terus besok ada zoom lagi?”

Jeonghan mengangguk dan menguyah lagi ayam kesukaannya.

“Mandi pagi besok.” Ucap Jisoo

“Bareng kamu ya?”

Jisoo menggeleng. “Kamu suka iseng. Aku besok juga ada meeting pagi.”

“Sama aku aja Han?” Usul Seungcheol

“Gak dulu.” Jisoo tertawa melihat Seungcheol yang mengerucutkan bibirnya.

. . . . . . . . . .

Saat ini mereka sudah berada di ranjang kamar Seungcheol—karena ranjang Seungcheol lebih lebar dari kamar lainnya. —Posisinya Seungcheol-Jeonghan-Jisoo.

“Besok sarapan apa?” Tanya Jisoo

“Nasi goreng ga pake kecap enak kayaknya yang.” Jawab Seungcheol.

“Oke, kamu juga Han?”

“Aku mah gampang, masak mie juga ayo.”

“No, aku gak bolehin kamu makan mie terus. Besok aku masakin juga.”

“Oke-oke, aku ngantuk.”

Seungcheol sedikit bangkit, ia mengecup bibir kedua kekasihnya itu.

“Good night, sayang-sayangnya singa.”

“Good night, kapten.” Ucap keduanya bersamaan.