Jeonghan membuka matanya perlahan, ia melihat sekelilingnya dan meyakini ia berada di rumah sakit. Tapi, saat ia membuka matanya orang pertama yang ia lihat adalah Jihoon. Bukan Seungcheol apalagi Jisoo.
Jeonghan menghela nafasnya, mungkin sekarang ia benar-benar akan merasakan kehilangan semuanya.
“Kak Jeonghan, aku panggilin dokter dulu ya.”
Jihoon berlalu tanpa menunggu jawaban Jeonghan, ia memanggil Mingyu dan Soonyoung.
“Han?” Sapa Mingyu sambil memeriksa kondisi Jeonghan.
Lagi-lagi Jeonghan tidak menjawab.
“Han, kondisi bayi kamu baik-baik aja. Tadi kamu kecapean jadinya pendarahan.” Ucap Mingyu.
“Han, Seungcheol lagi dalam perjalanan kesini kok. Tadi dia ada yang harus diurus di rumah.”
Jeonghan mengangguk.
“Kak Jeonghan, mau minum?” Tanya Jihoon.
Jeonghan mengangguk. Lalu Jihoon dengan sigap membantu Jeonghan minum, saat sedang menyesap minumnya pintu kamar rawat Jeonghan terbuka. Dan Seungcheol ada di sana.
“Gimana gong?” Tanya Seungcheol langsung
“Baik-baik aja Cheol, kecapean aja.” Seungcheol mengangguk. Ia mendekat ke arah Jeonghan, dan mengelus rambut Jeonghan.
“Ada yang sakit gak yang?”
Jeonghan menggeleng.
“Yaudah Cheol kalo gitu gue balik ke ruangan dulu. Han, saya pergi dulu ya.” Ucap Mingyu. Jeonghan mengangguk
“Gue juga, ayo yang.” Soonyoung mengajak Jihoon
“Makasih ya gong, nyong, ji.”
“Sama-sama Cheol.” Jawab Mingyu dan Soonyoung
“Kak Jeonghan, aku pergi dulu ya. Kalo butuh temen cerita, kabarin aku aja.” Ucap Jihoon
“Makasih ya ji.” Itu kata-kata pertama yang keluar dari mulut Jeonghan sehabis ia sadar.
Dan tinggallah Seungcheol dan Jeonghan di kamar itu. Jeonghan membuang pandangannya ketika Seungcheol kembali menatapnya.
“Kamu marah sama mas?”
Jeonghan tidak menjawab.
“Han, mas minta maaf tadi mas ninggalin kamu sampe kamu bisa ada disini.”
Bulir air mata Jeonghan menetes begitu saja.
“Han, mas mau ceraikan Rachel.”
Ucapan Seungcheol membuat Jeonghan menoleh.
“Maksud kamu?”
“Mas gak bisa sama dia lagi.”
“Terus kalo kamu cerai, gimana sama anak ini?”
“Han?”
“Jangan cerai mas, kasian baby-nya—”
“—karena aku gak bisa gantiin mba Rachel.”