Jeonghan berguling-guling di atas ranjangnya. Ia bosan, tidak bisa tidur tapi tidak tau harus apa.

Tok tok tok tok

“Masuk.”

Pintu terbuka, muncullah Seungcheol dengan rambut acak-acakannya.

“Kirain udah tidur, gue chat ga dibales.”

“Saya ga bisa tidur juga, kamu kenapa ga bisa tidur?”

“Gak tau nih, apa karena gue tidur siang tadi ya? Mas sendiri kenapa?”

“Pusing.” Tidak bohong, hanya saja Seungcheol juga merasakan kecemasan dalam dirinya.

“Kerjaannya lagi banyak ya?”

“Bukan Jeonghan, bukan kerjaan.”

Seungcheol tidak menjawab, ia ikut merebahkan tubuhnya di samping Jeonghan. Jujur, ini pertama kalinya mereka tidur di atas ranjang yang sama.

“Mau gue pijetin mas?”

Seungcheol menggeleng. “Gak usah gapapa, Han.”

“Biar enakan gitu, kalo begini lo keliatan banget lagi pusingnya.”

Seungcheol mengambil tangan Jeonghan lalu menaruhnya di kepalanya. “Di elus-elus aja.”

Jeonghan menurut, ia mengelus-elus kepala Seungcheol sesekali memberikan pijatan halus di sana. “Mas Seungcheol, kalo ada apa-apa lo boleh cerita sama gue. Kita udah janji depan Tuhan kalo bakal susah seneng bareng-bareng.”

Seungcheol memejamkan matanya menikmati elusan di kepalanya. Ia juga bisa menghirup aroma parfum yang Jeonghan gunakan. Lavender yang mampu membuat kecemasan Seungcheol menghilang seketika. Jeonghan merasakan ketika Seungcheol yang tiba-tiba saja mendekat ke arahnya. Menyembunyikan wajahnya di ceruk lehernya. —Seungcheol bahkan mengendus aroma parfum Jeonghan.

Jeonghan secara cepat sadar dari lamunannya, ia menepuk-nepuk punggung Seungcheol yang ada di pelukannya.

Tapi tiba-tiba saja nafas Jeonghan memburu, karena Seungcheol yang secara tiba-tiba juga mengecupi lehernya. Seungcheol bahkan dengan berani menggigit kecil leher Jeonghan. Jeonghan yakin besok pagi lehernya akan merah-merah.

“Jeonghan?”

Jeonghan mencoba meraba kesadarannya. “Ya mas?”

“Saya tidur disini boleh?”

Jeonghan menggigit bibir bawahnya dan mengangguk. “Boleh, mas.”

“Kalau mas ngelakuin lebih, boleh?”

Nafas Jeonghan tercekat. Jantungnya berdegup kencang. Jeonghan mengangguk.

“Mas izin bikin kamu jadi milik mas seutuhnya ya?”

Setelahnya Jeonghan tidak ingat lagi apa yang Seungcheol katakan. Yang ia tau ia dan Seungcheol sama-sama saling memberikan kenikmatan untuk mereka. Dan yang ia tau malam itu, ia dan Seungcheol sama-sama menjadi milik satu sama lain.