mundur?
Jisoo mengantarkan Jeonghan ke rumahnya. Setelah makan malam dan sehabis mendapat pesan dari mamanya, mereka langsung bergegas menuju rumah Jeonghan.
Jeonghan membuka seat beltnya. “Ayo?”
“Kayaknya kamu aja deh, Han.”
“Soo..”
“Dan kayaknya Cheol emang cuma mau ngobrol sama kamu.”
“Soo, please.”
“Aku beneran gapapa kalo Cheol mau balik ke kamu.”
Jeonghan mengambil tangan Jisoo, dan mengecupnya. “Aku sama kamu aja.”
“Han.....”
“Aku mau sama kamu aja, gak mau sama Cheol. Dia jahat udah selingkuhin aku.”
Jeonghan mengalungkan tangannya di leher Jisoo ketika Jisoo membawanya ke ciuman manisnya. Jisoo bahkan menggigit bibir bawah Jeonghan agar bisa melesakkan lidahnya. Jeonghan mengerang nikmat ketika Jisoo menghisap lidahnya.
“I love you.” Ucap Jisoo ketika ia memutus ciuman mereka.
“I love you too.” Keduanya saling tatap dengan kening yang menyatu, sambil meredakan nafas mereka yang terengah-engah akibat ciuman tadi.
“Ikut masuk, ya?” Jisoo mengangguk.
. . . . . . . . . .
Saat ini mereka sudah berkumpul di ruang tengah rumah Jeonghan. Jeonghan duduk di sebelah Jisoo dengan saling menggenggam tangan satu sama lain. Di sisi lain ada Seungcheol dan wanita yang Jeonghan liat tempo hari, serta ada mama papa Jeonghan di sana.
“Jadi, Seungcheol mau jelasin apa?” Tanya papa Yoon, memulai pembicaraan mereka.
Seungcheol mengatur nafasnya. “Jeonghan, Jisoo aku minta maaf sama kalian. Aku emosi waktu itu, aku bersifat kekanak-kanakan sama hubungan kita.”
Seungcheol bisa melihat Jeonghan yang memegang erat tangan Jisoo.
“Aku gak mau pisah dari kalian. Aku sangat sangat sayang sama kalian. Aku gak bisa kalo gak sama kalian.”
“Tapi kamu selingkuh sama dia.” Ucap Jeonghan sambil mengarahkan dagunya ke wanita di sebelah Seungcheol.
“Aku gak selingkuh, Han. Aku berani sumpah.”
“Bohong.” Ucap Jeonghan. Jisoo mencoba menenangkan Jeonghan.
“Aku berani sumpah Han.” Seungcheol berlutut di depan Jisoo dan Jeonghan.
“Tapi kamu cium dia.” Ucap Jeonghan lirih. Kepalanya menunduk melihat tangannya di genggam oleh Jisoo.
Seungcheol mencoba untuk menyentuh tangan Jeonghan dan Jisoo. Tapi Jeonghan menepisnya. Jisoo menatap Seungcheol sendu, tapi Seungcheol membalasnya dengan senyuman.
“Namanya Andrea.”
“Aku gak nanya.”
“Han, dengerin dulu ya.” Jisoo menengahi mereka.
“Andrea ini anaknya temen ayah, dia bantuin aku cari tau tentang pernikahan 3 orang di Amerika.”
Jeonghan dan Jisoo terkejut. Pernikahan?
“Di Amerika boleh ber-3, Han Soo.”
“Cheol, kamu...”
Seungcheol mengangguk. “Aku nyiapin semuanya biar kita bisa bareng-bareng. Aku gak mau pilih salah satu dari kalian atau di pilih oleh salah satu dari kalian.”
“Tapi kamu cium dia, Cheol.” Jeonghan membahas masalah itu lagi.
“Aku berani sumpah, aku gak pernah cium siapapun selain kamu sama Jisoo.”
“Tapi aku liat—.”
“Jeonghan, yang kamu liat waktu itu gak seperti yang kamu pikirkan. Aku sama Seungcheol gak ciuman sama sekali, kemarin bulu mata aku jatuh dan gak sengaja aku kucek dan masuk ke mata jadi Seungcheol cuma bantu tiup aja.” Kali ini Andrea menjelaskan.
“Han, Andrea gak suka cowok. Dan aku gak suka cewek.”
“Kamu gak bohong kan?”
Seungcheol menggeleng. “Di depan papa mama masa aku bohong. Aku serius, kamu mau aku ngelakuin apa supaya kamu percaya sama aku? Aku bakal lakuin apapun Han biar kamu sama Jisoo percaya.”
Jeonghan lebih dulu memeluk Seungcheol. Ia sangat-sangat merindukan sosok di pelukannya itu.
“Maafin aku Cheol, aku buat semuanya rumit.”
“Gapapa sayang, maaf kalo kemarin kamu takut sama aku. Maaf bikin kamu nangis. Jangan tinggalin aku lagi, oke?” Jeonghan mengangguk.
Seungcheol merenggangkan tangan sebelahnya agar Jisoo ikut masuk ke pelukannya. Dengan mata berkaca-kaca Jisoo bergabung dengan mereka berdua.
“Maafin aku juga Cheol, maaf ngeraguin kamu.”
“Jangan lagi ya, sayang? Aku sakit kalo di raguin.”
“Aku gak bakal ngulangin itu lagi. Aku janji, Cheol.”
Andrea, papa dan mama Yoon terharu dengan apa yang mereka lihat. Sebenernya ini hanya salah paham saja, tapi malah menjadi besar karena mereka bertiga yang keras kepala.
“Udah pelukannya, sekarang istirahat ayo.” Ucap papa Yoon.
“Andrea pulangnya gimana? Anterin dulu aja Cheol.” Ucap Jisoo
“Gak usah Jisoo, aku naik taksi aja.”
“Tapi ini udah malem, bahaya. Apalagi kamu cewek.” Jeonghan ikut menimpali.
“Yaudah gue anter dulu aja re.” Ucap Seungcheol. Andrea pun mengangguk.
“Pake mobil aku aja, Cheol. Mobil kamu di dalem ribet ngeluarinnya.” Ucap Jisoo sambil menyerahkan kunci mobilnya.
“Aku anter Andrea dulu.” Ucap Seungcheol, ia mengecup kening kedua kekasihnya. Sehabis itu berpamitan dengan mama dan papa Yoon.
Sebelumnya, Jeonghan sempat menahannya. Jeonghan membisikkan sesuatu pada Seungcheol.
“Jangan di cium Andrea nya.” Lalu Jeonghan mengecup pipi Seungcheol.
Seungcheol tersenyum geli, dan kali ini ia yang membisikkan sesuatu pada Jeonghan.
“Kalo gitu kasih aku ciuman nanti.”
. . . . . . . .
Seungcheol masuk ke kamar Jeonghan dan mendapati kedua kekasihnya sedang saling memeluk satu sama lain.
“Aku mandi dulu, yang.” Ucap Seungcheol
“Baju, celana sama daleman udah aku taro di dalem.” Jawab Jeonghan, Seungcheol langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Beberapa menit kemudian Seungcheol keluar dengan badan yang sudah segar.
“Aku dimana nih?” Tanya Seungcheol. Jisoo menggeser sedikit tubuhnya.
“Di tengah.” Seungcheol dengan senang hati menyamakan posisinya di tengah-tengah kedua kekasihnya. Jisoo dan Jeonghan langsung memeluknya erat.
“Kangen kangen kangen.” Ucap Jeonghan
“Aku juga aku juga aku juga.” Ucap Seungcheol sambil mengecup kening Jeonghan.
“Cheol?”
“Hm?”
“Nikahnya beneran?” Tanya Jisoo
Seungcheol mengangguk. “Bener dong sayang.”
“Kalo ga nikah gapapa Cheol, yang penting aku masih sama kalian.” Ucap Jeonghan
“Tapi kata kamu ayah-bunda papi-mami butuh cucu.”
Jeonghan mengerucutkan bibirnya. “Iya sih.”
Seungcheol tertawa. “Kalo nikah kita bisa adopsi anak yang, dan bisa kasih cucu buat orang tua kita.”
“Emangnya ayah bunda gapapa kalo cucunya ga kandung Cheol?” Tanya Jisoo
“Ayah-bunda, papi-mami, papa-mama oke-oke aja kok.”
“Loh?”
Seungcheol terkekeh melihat ekspresi wajah kedua kekasihnya yang bingung.
“Aku udah minta izin sama papa-mama dan papi-mami buat nikahin anak-anaknya. Sekaligus minta izin untuk adopsi anak.”
“Jadi cuma aku sama Han aja yang gak tau?” Seungcheol mengangguk.
“Rese, terus gimana kamu minta izinnya?”
“Aku ngantuk yang, besok aku ceritain ya? Energi aku terkuras hari ini.”
“Janji ya?”
“Iya.”
“Janji gak mundur ya?”
“Sayang ah, udah sampe sini masa mundur? Males ulang di garis start.”
. . . . . . . . .
(Teman-teman, ini pure imajinasi aku ya jangan dipikirin. Karena semua yang aku tulis hanya fiktif. Tolong lebih bijak, ya.)