Bibir keduanya saling terpaut, mungkin karena efek wine yang mereka minum jadi rasanya ciuman mereka terasa sangat manis.
Dengan langkah sempoyongan keduanya berusaha untuk masuk ke salah satu kamar mereka, dan pilihannya adalah kamar Seungcheol. Seungcheol dengan cepat menempelkan kartu akses untuk membuka pintu kamarnya sedangkan Jeonghan dengan setengah kewarasannya ia meraba seluruh tubuh Seungcheol.
Setelah pintu terbuka, Seungcheol mendorong Jeonghan agar masuk—bahkan ia mendorong Jeonghan sampai laki-laki tidur telentang di atas ranjang. Menatap Seungcheol yang sedang membuka satu persatu kancing kemejanya. Dengan tatapan menantang Jeonghan ikut membuka kancing kemejanya.
Belum sempat Jeonghan membuka kemejanya, Seungcheol sudah mendorong pelan agar Jeonghan merebahkan tubuhnya. Dengan cepat, Seungcheol memburu leher mulus milik Jeonghan—ia bahkan meninggalkan beberapa tanda kemerahan di sana.
Setelah puas dengan leher, ia menyusuri tubuh Jeonghan dengan lidahnya. Dan berhenti di kedua gundukan kecil kemerahan yang sudah mengeras. Bak seperti bayi, Seungcheol menghisap puting Jeonghan. Kedua puting itu di hisap bergantian. Sementara tangan Seungcheol sudah mencoba untuk membuka kancing celana yang Jeonghan kenakan.
Jeonghan sendiri tidak bisa menahan desahannya. Sampai ruangan itu hanya terdengar suara desahan dan kecapan dari keduanya.
Seungcheol mengeluarkan kejantanan Jeonghan, dan mengurutnya dengan lembut.
“Anghhhh—.” Jeonghan mendongakkan kepalanya ketika Seungcheol melahap kejantanannya serta memasukkan satu jari ke dalam lubangnya. Jeonghan sedikit mengangkat tubuhnya dan menahan kepala Seungcheol agar memasukkan kejantanannya lebih dalam. Hangat mulut Seungcheol membuatnya terbang ke langit.
“AHHHHH—.”
Cairan Jeonghan memenuhi mulut Seungcheol. Seungcheol juga menelan habis cairan Jeonghan.
“Manis.” Ucapnya
Dengan cepat, Jeonghan membalikkan tubuh keduanya. Melakukan yang Seungcheol lakukan.
“69 aja.” Ucap Seungcheol. Akhirnya Jeonghan menaiki tubuh Seungcheol—membelakangi Seungcheol lalu ia menunduk untuk memasukkan kejantanan Seungcheol ke mulutnya dan agar Seungcheol bisa mengerjai lubangnya.
Jeonghan menggeliat ketika Seungcheol memasukkan lidahnya ke lubang Jeonghan.
“Ouhhhh—.” Jeonghan menggesekkan lubangnya dengan lidah Seungcheol, tapi ia juga tidak mau berhenti menghisap kejantanan Seungcheol.
Keduanya sama-sama saling berlomba memberikan kenikmatan.
“Ahhhhh—.” Mereka keluar secara bersamaan.
Jeonghan membalikkan tubuhnya menghadap Seungcheol. Lalu bibir keduanya saling bertaut dengan kasar. Mereka suka ciuman itu. Keduanya merasa kalau tubuh mereka sangat panas—karena alkohol dan juga nafsu.
Seungcheol mengangkat pinggul Jeonghan dan memasukkan kejantanannya secara perlahan tanpa memutus ciuman mereka. Jeonghan melenguh ketika ia merasakan sesuatu yang besar menerobos masuk ke dalam lubangnya. Terasa perih dan nikmat secara bersamaan.
Setelah keseluruhan kejantanan Seungcheol masuk sepenuhnya ke dalam lubang Jeonghan. Seungcheol menggerakkan pinggulnya dengan pinggul Jeonghan secara berlawanan.
Jeonghan memutus ciuman mereka karena tidak kuat untuk menahan desahannya. Dengan berpegang pada bahu Seungcheol, ia ikut bergerak di atas sana. Tubuhnya terlonjak-lonjak karena tumbukan dari Seungcheol yang lumayan kencang. Ia menarik Seungcheol agar melakukannya dengan posisi duduk. Karena Jeonghan juga ingin putingnya di gigit.
Setelah Seungcheol duduk, Jeonghan menggiring kepala Seungcheol untuk memakan kedua putingnya secara bergantian. Seungcheol dengan senang hati melakukannya, dan tentu saja tidak menghentikan hentakannya pada lubang Jeonghan.
Beberapa menit kemudian, Seungcheol membalikkan tubuh mereka, Jeonghan berada di bawahnya. Gerakannya pun makin kencang, karena ia merasa akan keluar. Seungcheol juga mengocok kejantanan Jeonghan serta tangan satunya ia gunakan untuk memilin-milin puting Jeonghan. Jeonghan merasakan kejantanan Seungcheol membesar di dalamnya.
“AHHHHH—.”
Tiga kali hentakan Seungcheol mengeluarkan seluruh cairannya di dalam lubang Jeonghan. Keduanya terengah-engah akibat pelepasan mereka. Setelahnya mereka kembali berciuman dan melakukan beberapa ronde sampai matahari terbit.