happy birthday Areum
Hari ini adalah hari ulang tahun Areum yang ke 4, tapi hari ini hanya dirayakan dengan papa dan ayahnya. Karena Hansol-Seungkwan sedang honeymoon, papa-mama Jeonghan sedang pulang ke kampung halaman mereka, ayah-bunda Seungcheol juga sedang berlibur. Sedangkan om-om nya Areum kebetulan juga sedang sibuk semua.
“It's okay kan sayang dirayain sama papa dan ayah aja?” Tanya Jeonghan sambil menyiapkan makanan untuk mereka
“Aku sedih tapi it's okay pa.”
“Nanti kan kita bikin acara yang gede lagi, ya kan?”
“Huum.”
Seungcheol keluar dari kamar dengan wajah segar karena habis mandi.
“Anak ayah yang paling cantik.” Ucap Seungcheol sambil mengecup pipi gembul Areum
“Kan anak ayah cuma aku aja, emang ayah punya anak lagi?”
Seungcheol dan Jeonghan saling tatap, lalu tersenyum kikuk.
“Waktunya tiup lilin.” Ucap Jeonghan agar mengalihkan pembicaraan mereka.
“Yeay.”
. . . . . . . . . .
“Tiup lilinnya, tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga sekarang juga.”
Wushhhhhhhhhh
Areum meniup lilinnya dengan cepat, ketika sudah mati mereka bertepuk tangan.
“Hore.”
“Areum mau hadiah apa dari ayah?”
“Adik bayi.” Jawab Areum cepat
Jeonghan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia mengangkat bahunya ketika Seungcheol menatapnya.
“Aku mau adik bayi ayah.”
“Oke, tapi ayah sama papa bikin dulu.”
“Bikinnya seperti apa? Seperti papa bikin kue ulang tahun Areum?”
“Rahasia, Areum gak boleh tau dan gak boleh ikut.”
Areum cemberut. “Kenapa ayah? Aku ingin lihat.”
“Engga boleh sayang, Areum masih kecil jadi gak boleh liat. Ayah sama papa masih Areum adik bayi tapi Areum gak boleh nakal, oke?”
“Areum tidak nakal. Iya kan pa?”
Jeonghan mengangguk. “Areum anak baik.”
“Tuh kan ayah, papa bilang begitu.”
“Berarti Areum harus jadi anak lebih baik lagi?”
“Kenapa?”
“Kan Areum mau jadi kakak, gak boleh cengeng.”
“Memangnya kenapa?”
“Nanti kalo Areum cengeng, adiknya siapa yang jagain?”
“Kan ada ayah. Ayah selalu jaga Areum dan papa, kenapa adik bayi tidak.”
Seungcheol menggigit bibir bawahnya menahan kesalnya, Jeonghan hanya menahan tawa ketika melihat Seungcheol seperti itu.
“Udah, pokonya Areum gak boleh nakal, harus nurut sama semuanya. Nanti papa kasih adik bayi.”
“Beneran ya pa?”
“Iya sayang.”
“Asik.”
“Elo emang paling top deh, yang laen bengbeng.”
. . . . . . . . .
Seungcheol dan Jeonghan sudah di kamar mereka, setelah menidurkan anak mereka tentunya.
“Mau adik bayi katanya yang.”
Jeonghan tertawa. “Bikin dong?”
“Yuk?”
“Han capek mas, besok aja ya?”
Seungcheol tersenyum. “Gue gak mau maksa, lo bukan boneka sex gue. Kalo lo gak mau lo boleh nolak.”
Jeonghan mengecup bibir Seungcheol. “Makasih mas sayang.”
“Sama-sama sayang, ayo kita tidur. Besok nguli.”
Lalu keduanya sama-sama terlelap.