Jun sudah menunggu di teras rumah nya sekitar 30 menit. Ia memamerkan senyum indahnya.
Beberapa menit kemudian Seungcheol datang, dan senyum Jun tiba-tiba saja luntur. Seungcheol tidak sendiri, melainkan dengan seorang anak perempuan yang ia lihat di postingan terakhir Seungcheol.
“Mas?”
“Hey Jun. Maaf ya lama.”
Jun menatap anak kecil yang menatapnya. Cantik
“Ini siapa mas?”
Seungcheol tersenyum. “Mas jelasin di dalem boleh? Sekalian sama Tante.”
Jun mengangguk, lalu mereka masuk dimana sudah anak mama Jun yang menunggu mereka.
“Ini siapa Cheol?”
Seungcheol menyalami mama Jun, lalu ia menyuruh Cherry juga melakukan yang ia lakukan. Lalu setelah itu mereka duduk di depan Jun dan mamanya.
“Tante, sebelumnya Cheol mau kenalin dulu. Ini namanya Cherry. Dia anak Cheol.”
Seungcheol bisa melihat Jun dan mamanya terkejut.
“Mas, kamu bercanda kan?” Tanya Jun
“Mas gak bercanda Jun.”
“Tapi kamu bilang kamu belum nikah mas.”
“Mas memang belum menikah. Cherry ini anak mas dengan sekretaris mas yang dulu, Jun. Dulu mas melakukan kesalahan sampai sekretaris mas itu pergi meninggalkan mas. Kita baru ketemu lagi beberapa bulan terakhir ini.”
Jun menatap Seungcheol tidak percaya, ia merasakan sesak di dadanya.
“Mas kesini juga mau bilang sama Jun dan Tante kalo mas mungkin gak bisa bales perasaan Jun, mas ga bisa sama Jun.”
“Mas....”
“Maafin mas ya, Jun. Mas gak ada maksud mau mainin perasaan kamu. Tapi dari awal kita kenal mas anggep Jun sebagai adiknya mas. Mas udah coba tapi mas ga bisa. Hati mas mas untuk orang yang lama.”
Jun menangis. “Jangan gini mas, mas tau aku sayang banget sama kamu. Aku bisa kok jadi ayah tiri anak kamu. Aku janji gak bakal ayah yang baik buat anak kamu, ya?”
Seungcheol menggeleng. “Maaf Jun, tapi mas sudah sepakat dengan papanya Cherry untuk mulai semuanya dari awal.”
“Kamu jahat banget sama aku mas. Aku yang nemenin kamu dari dulu. Aku yang tau terpuruknya kamu kayak apa. Tapi sekarang kamu malah ninggalin aku gitu aja. Setelah semua waktu yang aku kasih ke kamu.”
“Jun....”
“Aku benci banget sama kamu mas.” Sehabis itu Jun pergi masuk ke kamarnya.
“Tante, maaf.”
“Tidak apa-apa, Seungcheol. Mungkin kamu dan Jun memang tidak jodoh. Selamat untuk kamu ya. Semoga bahagia selalu.”
Setelah itu, Seungcheol berpamitan.
“Daddy, uncle tadi kenapa menangis seperti itu?”
“Karena Daddy jahat sama uncle Jun jadinya uncle Jun menangis.”
“Tapi Daddy tidak jahat. Papa juga bilang seperti itu.”
“Untuk papa mungkin Daddy tidak jahat Cherry. Tapi bagi orang lain? Tidak ada yang tau.”
Cherry hanya diam, ia memandangi wajah Seungcheol.
“Tapi Cherry tidak boleh seperti itu ya? Tidak boleh benci sama orang lain kalau semuanya tidak sesuai keinginan Cherry. Karena di dunia ini, tidak semua yang Cherry ingin harus Cherry dapat kalau Tuhan tidak merestui.”
Cherry mengangguk. “Iya Daddy.”
Seungcheol tersenyum, ia mengusak-usak rambut anaknya gemas.
“Cherry mau jajan?”
“Tapi kata papa, Daddy tidak bekerja. Papa bilang tidak boleh minta pada Daddy.”
“Daddy masih punya uang kalau untuk Cherry dan papa. Jadi Cherry boleh minta apapun sama Daddy ya?”
“Serius Daddy?”
“Iya dong.”
“Aku mau es krim boleh?”
“Boleh sayang, tapi tidak boleh banyak-banyak. Oke?”
“Oke Daddy.”
Lalu keduanya pergi dari rumah Jun.