—Epilog.
“Bang, belum kelar juga?”
“Bentar pah, lagi pake sepatu.”
Setelahnya Chan berlari kecil turun dari kamarnya menuju meja makan dimana kedua orang tuanya sudah menunggunya.
“Bukunya udah di cek lagi? Biar gak ada yang ketinggalan.”
“Udah aku cek kok ayah.”
Chan memakan nasi goreng buatan papanya.
“Chaca belum bangun pah?” Beberapa detik pertanyaan itu keluar dari mulut Chan, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi.
Mereka bertiga tertawa, dengan sang papa yang sigap menuju kamar anak perempuannya.
Sang papa keluar dengan seorang bayi perempuan berusia 2 tahun di gendongannya.
“Pagi, bayi.”
“Pagi Abang Chan.” Papanya menirukan suara bayi.
“Nanti Abang Chan pulang sekolah kita main ya, Cha.”
“Iya Abang Chan.”
“Udah abisin makannya, nanti kita telat.”
“Ayah ada meeting?”
“Engga bang, ayah senggang hari ini. Kenapa?”
“Pulang cepet dong?”
“Bisa. Kamu mau minta apa?”
“Bawain pizza.” Jawab Chan sambil menyengir.
Sang ayah menggelengkan kepalanya. “Dasar anak papa.”
“Giliran suka minta bawain anak papa ya, bang.”
“Tau nih ayah. Padahal kan aku anak ayah sama papa.”
Sang ayah tertawa. “Iya, anak ayah sama papa yang paling ganteng.”
“Jelas, soalnya kan Chaca cantik.”
Mereka bertiga tertawa. . . . . .
“Abang berangkat dulu ya, Chaca.” Ucap Chan sambil mengecup pipi adiknya.
“Abang berangkat dulu ya, papa.” Chan mengecup pipi papanya.
“Hati-hati ya sayang. Belajar yang bener. Ditungguin Chaca di rumah.”
“Oke papa Jihoon.” Jihoon tertawa mendengar ucapan anak sulungnya.
“Aku berangkat ya, sayang.”
Jihoon mengangguk. Ia merasakan hangat di keningnya ketika suaminya mengecup keningnya. “Jangan nakal ya mas.”
Sang suami tertawa. “Cukup sekali mas kehilangan kamu. Gak lagi-lagi. Bisa mati mas kalo ga ada kamu.”
“Hati-hati Abang Chan, hati-hati ayah Cheol.” Chan dan Seungcheol melambaikan tangan ke arah Jihoon yang berdiri di depan pintu.
Setelah mobil Seungcheol pergi, Jihoon masuk dengan anak bungsunya.
“Nah, Chaca mandi sama papa ya.”
. . . . . . . .
Singkatnya, Jihoon dan Seungcheol benar-benar berpisah tapi tidak bercerai, mereka hanya pisah rumah. Mereka juga memberitahukan kepada kedua keluarga. Selama setahun mereka berpisah—untuk mengetahui apakah keduanya masih saling sayang.
Dan ternyata, keduanya masih sama-sama butuh satu sama lain. Dan setahun setelahnya mereka kembali bersama, mencoba berdamai dengan masa lalu. Jihoon keluar dari pekerjaannya, ia memutuskan untuk di rumah saja mengurusi keluarganya dan Seungcheol memilih bekerja di perusahaan milik orang tuanya.
Kemana Chan selama mereka berpisah?
Chan di ungsikan ke rumah Seokmin, karena memang Jihoon yang tidak mau kalau Chan di kembalikan ke sana. Dan Chan yang tidak mau salah satu dari kedua orang tuanya. Jihoon dan Seungcheol secara bergantian menjenguk Chan di sana.
Dan ini akhirnya, saat ini mereka hidup bahagia dengan kehadiran seorang bayi di keluarga mereka. Jihoon dan Seungcheol kembali mengadopsi anak dari panti asuhan yang sama dengan tempat Chan.
Dan ini benar-benar akhir dari semua yang mereka lalui.
Tamat