Deg-degan. Itu yang Seungcheol rasakan ketika ia berkenalan dengan keluarga Jeonghan. Pertama kalinya ia berkenalan dengan keluarga dari pacarnya. Tapi, ini berjalan dengan lancar. Kedua orang tua Jeonghan menerimanya dengan baik.
“Maaf ya Seungcheol, Tante sama om harus pergi dulu.” Ucap mama Jeonghan.
“Gapapa Tante, Seungcheol yang minta maaf karena tiba-tiba dateng.”
“Jeonghan udah ngomong dari kemarin, makannya Tante sempet masak.”
Benar, mama Jeonghan sudah memasak makanan yang cukup banyak karena Seungcheol datang.
“Han, papa sama mama pergi dulu ya. Adek mu ajak makan sana.” Ucap mama Jeonghan
“Iya ma, nanti Han ajak makan. Papa sama mama hati-hati.”
“Jaga rumah ya kak.” Ucap papanya.
Jeonghan mengangguk. Kemudian ia salim pada kedua orang tua, begitu juga Seungcheol.
“Hati-hati om tante.”
Papa Jeonghan mengangguk, lalu ia pergi dengan mama Jeonghan yang mengikuti dibelakangnya.
“Adek kamu mau dipanggil dulu gak?”
“Nanti aja. Kamu mau nambah gak?”
“Udah yang, ga muat.” Ucap Seungcheol sambil mengelus-elus perutnya yang begah. Jeonghan tertawa, ia ikut mengelus-elus perut Seungcheol.
“Udah berapa bulan pak?”
“7 bulan nih, 2 bulan lagi keluar.”
Mereka tertawa bersama. Lalu saling menatap, kemudian bibir mereka sudah saling merekat.
“Aku panggil adek dulu ya.” Ucap Jeonghan sambil mengelap bibir Seungcheol yang basah. Seungcheol hanya mengangguk sambil memainkan ponselnya sembari menunggu Jeonghan.
“Yang, kenalin ini adek aku.”
Seungcheol menoleh. Senyum di bibir nya hilang.
“Seungcheol?”
Jeonghan menatap adiknya bingung. “Adek, udah kenal Seungcheol?”
Adiknya tidak menjawab. Jeonghan menatap adiknya yang menatap Seungcheol dengan tatapan benci.
“Apa kabar, Jun?”