Bali dan kita

Seungcheol, Jeonghan, Jisoo dan beberapa karyawan kantor Seungcheol sudah mendarat dengan selamat di Bali. Mereka langsung bergegas menuju hotel tempat mereka akan menginap.

Seungcheol, Jeonghan, Jisoo berada di satu kamar yang sama. Itu selalu mereka lakukan ketika sedang berlibur bersama.

“Hahhhhhhhh.” Jeonghan merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamar mereka.

“Ganti baju dulu Han.” Ucap Jisoo

“Gantiin dong Soo.”

“Jeonghan kalo udah nempel di kasur udah susah di pisahkan.” Ucap Seungcheol. Ia menerima baju yang di berikan oleh Jisoo. Langsung menggantinya di situ—Jisoo hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kekasihnya itu.

Lalu ia bergerak ke arah Jeonghan, membuka sepatu yang Jeonghan kenakan. Dengan telaten ia melepaskan sepatu dan baju yang melekat pada tubuh Jeonghan. Saat akan melepaskan celana Jeonghan, dengan iseng Jisoo meraba bagian bawah Jeonghan dan itu membuat Jeonghan memekik.

“Soo ih.” Jisoo terkekeh, dan melanjutkan gerak tangannya.

“Mau makan di kamar atau dibawah yang?” Tanya Seungcheol

“Di kamar aja Cheol, aku capek.” Jawab Jeonghan, Seungcheol mengangguk dan langsung memanggil room servis memesankan makanan untuk pacar-pacarnya.

“Kamu mulai kerja kapan, Cheol?”

“Nanti malem aku ketemu klien, makan malem. Aku udah reservasi buat kalian juga.”

“Siaga banget sih pacar aku.” Ucap Jeonghan, ia memberikan kecupan di pipi Seungcheol.

“Ke lapangannya?”

“Besok, dari pagi sampe sore. Besok bangunin aku jam 6 bisa yang?” Tanya Seungcheol pada Jisoo

Jisoo mengangguk. “Seharian banget ya?”

“Iya Soo, waktu ketemu kalian juga paling cuma bisa malemnya aja kalo mau tidur.”

“Sedih.” Ucap Jeonghan

“Demi kalian bisa jajan.”

“Besok aku sama Han jalan-jalan gapapa?”

“Ya gapapa yang, kan kesini mau liburan bukan nungguin aku kerja. Asal akunya di kabarin.”

“Oke bos, aku mau bikin list besok mau kemana aja.” Ucap Jeonghan, lalu ia fokus pada handphonenya.

Seungcheol menarik tangan Jisoo untuk duduk di pangkuannya. Mengecupi bibir Jisoo—sebelum meraupnya rakus. Jeonghan tidak terganggu sama sekali oleh kegiatan kedua kekasihnya.

. . . . . . . . . .

Hari terakhir mereka di Bali.

Seungcheol merenggangkan otot lehernya. Pekerjaannya cukup membuatnya lelah dan untungnya hari ini adalah hari terakhir—ia tidak kembali ke kamar terlalu larut.

Setelah menempelkan kartu akses kamarnya Seungcheol langsung bergegas masuk. Kamarnya gelap sekali. Mungkin kedua kekasihnya itu sudah tidur. Lalu ia menyalakan lampu. Dan begitu terkejut ketika melihat kedua kekasihnya sudah memakai lingerie dan tersenyum menggoda ke arah Seungcheol.

“Sayang?”

“Welcome home, sayang.” Ucap Jisoo. Ia bergerak mendekati Seungcheol, meraih tas kerja Seungcheol dan menaruhnya di sembarang tempat. Lalu ia mengajak Seungcheol untuk duduk di atas ranjang. Setelahnya, Jeonghan ikut mendekat.

“You did well, honey.” Ucap Jisoo tepat di telinga Seungcheol.

Jeonghan membuka seluruh pakaian Seungcheol, lalu ia merebahkan tubuh Seungcheol di atas ranjang.

“Reward buat aku?” Tanya Seungcheol

“Anggep aja begitu.” Jawab Jeonghan.

Jisoo mengajak Seungcheol untuk beradu lidah, sedangkan Jeonghan ia mengecupi leher dan dada Seungcheol.

Jisoo mengarahkan tangannya ke puting Seungcheol dengan lidah yang masih beradu dengan Seungcheol, dan Jeonghan mengemut sebelah putingnya sambil mengelus-elus bagian bawah Seungcheol.

“Ehm—.” Lenguh Seungcheol ketika kedua kekasihnya itu memberikannya kenikmatan yang luar biasa.

Seungcheol menarik kepalanya untuk melepaskan ciumannya dengan Jisoo, ia menarik tubuh Jisoo agar ia bisa memasukkan puting Jisoo ke mulutnya. Tangan sebelahnya ia gunakan untuk mengelus-elus rambut Jeonghan yang sudah ada di selangkangannya.

“Ouh—.” Seungcheol melenguh ketika Jeonghan menghisap kejantanannya dengan kuat.

“Sayang, aku disini.” Ucap Seungcheol saat Jeonghan menghisapnya dengan kuat.

Seungcheol sudah tidak kuat lagi, ketika dengan sengaja Jeonghan dan Jisoo menyerang titik sensitifnya.

“Ahhhhh—.” Seungcheol menekan kepala Jeonghan agar menelan semua cairannya.

Seungcheol terengah-engah, Jeonghan menyeka bibirnya dan Jisoo masih memilin puting Seungcheol.

Keadaan berbalik sekarang, Seungcheol merebahkan tubuh Jeonghan dan Jisoo secara bersamaan. Ia menarik tali lingerie yang kedua kekasihnya gunakan secara bersamaan. Modelnya sama, hanya beda warna saja.

Seungcheol membuang ke sembarang tempat kain yang menutupi aset kedua kekasihnya.

“Angkat kakinya yang.”

Jeonghan dan Jisoo mengangkat kedua kaki mereka dan menampilkan lubang berkedut mereka masing-masing. Jisoo dan Jeonghan bercumbu sambil menunggu Seungcheol mempersiapkan mereka.

Seungcheol mengambil pelumas dan mengoleskannya pada lubang Jeonghan dan Jisoo. Jisoo dan Jeonghan berjengkit ketika merasakan sesuatu yang dingin menyapa lubang mereka.

Seungcheol duduk di antara kedua kekasihnya yang sedang menikmati jarinya.

“Cheol—.” Jisoo mendongakkan kepalanya ketika Seungcheol memasukan lagi satu jarinya.

“Tambah Cheol—.” Kali ini Jeonghan memohon pada Seungcheol agar menambahkan jarinya.

“Ahh—.” Keduanya berteriak ketika Seungcheol dengan sengaja langsung menambah 3 jarinya.

“Oh! Disana! Yes! Oh—.” Jisoo keluar lebih dahulu, lalu di susul Jeonghan.

Jeonghan dan Jisoo terengah-engah, lalu keduanya mendekatkan diri dan saling meraup bibir. Meninggalkan Seungcheol yang mulai mengecupi dan meninggalkan beberapa tanda di tubuh Jisoo, dengan tangan yang mengocok kejantanan Jeonghan.

“Cheol, gatel.” Rengek Jisoo

“Mau langsung?”

Jeonghan dan Jisoo mengangguk. Jeonghan yang terlebih dahulu menungging, Jisoo mengocok sedikit kejantanannya dan langsung memasukkan kejantanannya ke lubang Jeonghan. Keduanya saling diam, menetralkan sakit dan nikmat yang bersamaan.

“Soo, aku masuk.” Lalu sekarang Seungcheol memasukkan kejantanannya ke lubang Jisoo.

“Gerak, Soo.” Ucap Seungcheol

Posisi Jisoo yang sangat menguntungkan. Maju mundur kena.

Jisoo memaju-mundurkan pinggulnya secara perlahan, ia berpegangan pada kedua kekasihnya karena secara tidak langsung ia yang dapat kenikmatan ganda.

Seungcheol mendongakkan kepalanya, ia menikmati gerakan Jisoo. Ia mengecupi punggung Jisoo—memberikan tanda merah lagi di sana. Jeonghan menahan diri agar tidak terjatuh ketika mendapatkan sodokan double.

“Cheol, capek.” Ucap Jisoo

“Han, siap ya?” Jeonghan mengangguk lemas.

Plok plok plok

Seungcheol menggerakkan pinggulnya dengan cepat, kali ini Jisoo ikut serta. Jisoo juga mengocok kejantanan Jeonghan.

“Ah ah ah ah ah ah—.” Desah ketiganya saling bersahutan. Jisoo menyandarkan tubuhnya ke tubuh Seungcheol dengan tubuh terlonjak-lonjak.

“Arghhhh—.”

Beberapa menit kemudian mereka mendapatkan pelepasan mereka.

Jisoo memeluk tubuh Jeonghan yang melemas. Dan Seungcheol memeluk tubuh keduanya. Seungcheol melepaskan tautan tubuhnya dengan Jisoo, dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Selanjutnya Jisoo yang melepaskan tautannya.

“Cheol, Soo aku mau dua.”

Seungcheol yang tadi memejamkan matanya menoleh kearah Jeonghan.

“Nanti sakit, yang.” Ucap Jisoo

“Pengen banget, masih gatel lubang aku.”

Jisoo menatap Seungcheol. “Mau yang?”

“Pacarmu itu kalo ga diturutin ngambeknya luar biasa.” Jeonghan memekik senang. Ia duduk di atas tubuh Seungcheol.

“Jisoo belakang ya.”

“Iya sayang.”

Seungcheol agar melebarkan lubang Jeonghan dan menoca memasukkan kejantanannya dan Jisoo secara bersamaan.

“Ouh, penuh yang.” Jeonghan terkejut ketika merasakan lubangnya penuh.

“Sakit kan? Udah ya? Kalo mau lagi sama Cheol aja.” Ucap Jisoo khawatir.

Jeonghan menggeleng. “Udah bentar lagi yang. Ayo masukin lagi, pelan-pelan tapi.”

Hampir 15 menit ketiganya mencoba. Dan akhirnya berhasil.

“Ah, kembung.” Rengek Jeonghan

“Salah sendiri. Ayo Soo.” Ucap Seungcheol

Seungcheol dan Jisoo bergerak secara bersamaan yang membuat Jeonghan terlonjak-lonjak dengan kencang. Jeonghan berpegangan pada bahu Seungcheol. Jisoo kembali mengocok kejantanan Jeonghan.

“Cheol, Soo ahhhhh.”

“Enak banget sialan—.” Seungcheol mengumpat.

Jeonghan mencium bibir Seungcheol sambil terlonjak-lonjak. Jisoo mengocok serta memilin puting Jeonghan.

“Keluar—ahh keluar.” Jeonghan keluar lebih dahulu, cairannya mengenai dada Seungcheol

“ARGHHHH.” Jisoo dan Seungcheol selanjutnya. Cairan mereka memenuhi lubang Jeonghan.

Mereka bertiga masih menikmati pelepasan mereka. Beberapa menit kemudian saling melepaskan.

Jeonghan dan Jisoo menjadikan lengan Seungcheol sebagai bantal mereka. Mereka mengapit Seungcheol.

“Siapa yang punya ide begitu?” Tanya Seungcheol

“Kita berdua.”

“Kita emang mau kasih kamu reward sayang. Soalnya kamu bener-bener ketemu kita pas malem aja.” Ucap Jeonghan.

“Makasih ya, aku seneng kalo rewardnya begitu.”

“Cium.” Jeonghan memonyongkan bibirnya meminta Seungcheol menciumnya, dengan senang hati Seungcheol mencium kekasihnya itu. Jisoo memeluk tubuh telanjang Seungcheol dan Seungcheol mengelus-elus lengannya.

“Males banget ga sih besok pulang.” Ucap Jisoo dengan mata terpejam. Ia menikmati elusan di lengannya.

“Bolos aja yuk?” Usul Jeonghan.

“Mendingan kalian gak usah ada yang kerja, di rumah aja. Jadi kalo kita liburan dadakan gini enak.”

“Itu mulu.”

“Loh aku kasih masukan.”

“Aku ntar pikir-pikir lagi deh.” Ucap Jisoo

“Soo kamu serius?” Tanya Jeonghan. Seungcheol mengecupi pucuk kepala Jisoo karena senang.

“Aku capek kerja dan akan memikirkan ulang tawaran Seungcheol.”

“Nah gini dong, kan aku seneng.” Ucap Seungcheol

“Kalo gitu aku juga.”

“Kamu juga apa?”

“Juga memikirkan ulang tawaran kamu.”

“Dasar gak punya pendirian.” Seungcheol mengecup kening Jeonghan. Lalu ia merangkul kedua kekasihnya agar lebih dekat.

“Senangnya dalam hati, kalau bersuami du—aww yang.” Jisoo dan Jeonghan serempak mencubit kedua puting Seungcheol.

. . . . . . . . .

Keesokan paginya, Seungcheol kembali menerima kenikmatan dari kedua kekasihnya. Jisoo mengulum kejantanannya dan Jeonghan menjilati putingnya.

“Yang?”

“Aku sama Jisoo minta izin sehari lagi buat cuti. Jadi kita bisa pulang nanti sore.”

Seungcheol langsung menarik tangan Jisoo untuk ia rebahkan di ranjang, dengan sekali sentakan ia masuk sepenuhnya ke dalam lubang Jisoo.

“Ahh—.” Jisoo terlonjak-lonjak karena tumbukan dari Seungcheol. Seungcheol juga menarik kepala Jeonghan agar mencium bibirnya. Tangannya ia gunakan untuk menggenggam kejantanan Jeonghan.

Jisoo dan Jeonghan mendesah bersahutan karena Seungcheol menggenjot dan mengocok secara bersamaan.

“Ahhhhh Seungcheol.” Desah Jisoo ketika kejantanan Seungcheol mengenai sweet spotnya.

“Enak sayang?”

Jisoo mengangguk brutal. Ini nikmat

Jari Seungcheol masuk ke dalam lubang Jeonghan dengan gampang. Karena Jeonghan sudah sangat basah.

“Sayangnya Seungcheol yang ini juga mau enak, hm?”

Jeonghan mengangguk. Ia bahkan ikut bergerak berlawanan dengan jari Seungcheol.

Seungcheol menukar posisi, saat ini Jeonghan yang akan ia masuki. Jisoo berada di posisi Jeonghan tadi. Ia mengarahkan jari Seungcheol untuk masuk ke lubangnya. Ia juga melakukan hal yang tadi Jeonghan lakukan.

“Binal banget pacar-pacar Seungcheol.” Seungcheol menggigit kecil rahang tegas Jisoo sambil terus bergerak liar.

“Ah—cheol—di sana—yes—ouh.” Desahan Jeonghan tidak dapat tertahan lagi. Ia terus mengeluarkan suara-suara desahan agar memacu nafsu kedua kekasihnya.

“Cheol, aku keluar—AHHH.” Cairan Jisoo mengenai dada Seungcheol. Lalu Seungcheol kembali menarik Jisoo agar mencium dirinya.

“Cheol—please.” Jeonghan merengek.

“Bareng sayang.”

Sekali hentakan keras.

“AHHHHH—.”

Seungcheol dan Jeonghan keluar secara bersamaan. Seungcheol kembali terkena cairan Jeonghan.

Lalu mereka bertiga ambruk di atas ranjang. Jeonghan mengarahkan jari Jisoo ke lubangnya dan mengapitnya. “Lubang aku masih berkedut.”

“Ngewe bertiga emang lebih enak.”