“Ayah pulang.”

Seungcheol tersenyum ketika melihat Athan berjengkit heboh ketika melihat ia pulang.

“Halo, jagoan.” Seungcheol mengecup kening Athan.

“Papa mana, sayang?”

“Papapapapa...”

“Iya, mana papanya?”

“Mas?” Jeonghan muncul dengan botol susu di tangannya. Jeonghan mendekat ke arah Seungcheol dan Athan, ia memberikan botol itu pada Athan setelahnya ia mengambil tas kerja dan plastik yang dibawa Seungcheol. Seungcheol mengecup kening Jeonghan.

“Mau mandi dulu, mas?”

“Boleh, dek.” Lalu Seungcheol berjalan menuju kamarnya.

“Athan tunggu bentar ya, papa nyiapin baju ayah dulu.” Ucap Jeonghan sambil menyusul Seungcheol.

Sesampainya di kamar Jeonghan dikejutkan dengan Seungcheol yang tiba-tiba menarik tangannya lalu ia masuk kedalam pelukan hangat suaminya. Seungcheol mengecup, menghirup aroma sampo yang Jeonghan gunakan.

“Kaget tau mas.”

Seungcheol terkekeh. “Kangen banget mas sama kamu dek.”

“Padahal tiap hari ketemu.”

“Cuma kan ada jam-jam mas gak ketemu kamu.”

“Terus gimana? Mas mau di rumah aja atau aku yang ikut mas kemana-mana?”

Seungcheol dan Jeonghan tertawa.

“Dek, kita bikin syukuran yuk?”

“Bikin syukuran untuk apa mas?”

“Ya syukuran karena kamu pulang. Lagian Athan juga belum pernah mas buatin pesta kan?”

“Boleh sih mas, tapi jangan gede-gede.”

“Kita buat sama sahabat-sahabat kamu aja. Bunda, ayah juga.”

“Papa mama di undang ya mas?”

“Engga sayang, mas gak mau undang orang-orang yang jahat sama kamu.”

“Mas?”

“Dek, mas gak mau berantem ya sama kamu. Sekali mas bilang engga, ya engga.”

Jeonghan mengeratkan pelukannya ia mengelus-elus punggung suaminya. “Oke mas, iya kita gak usah undang mama papa.”

“Dek?”

“Ya mas?”

“Mas pengen kamu.”

Jeonghan mengerti apa yang Seungcheol maksud.

“Nanti malem ya mas? Kalo Athan udah tidur. Sekarang mas mandi, terus makan. Kasian Athan sendirian di depan.”

“Janji ya?”

“Emang kapan sih aku gak mengiyakan ajakan mas?”

“Hehehehe. Yaudah mas mandi dulu ya sayang. Kamu gak mau ikut mandi lagi?”

Jeonghan menggeleng. “Kalo sama mas gak cuma mandi, kasian Athan sendirian.”

“Besok-besok Athan titipin bunda aja ya dek?”

“Biar apa?”

“Biar kita bisa mandi bareng.”

Jeonghan memukul lengan Seungcheol. “Mesum.”

. . . . . . . . .

Saat ini Jeonghan, Seungcheol dan Athan sedang makan malam bersama. Jeonghan dengan cekatan menyuapi Athan, serta mengambilkan Seungcheol lauk-pauk.

“Jadi mau bikin syukurannya kapan mas?”

“Minggu depan aja ya dek?”

Jeonghan mengangguk. “Nanti aku kabarin temen-temen aku. Sun di undang kan mas?”

“Undang aja sayang.”

“Kamu gak marah sama dia kan karena masalah waktu itu?”

“Engga dong, kan aku udah tau masalahnya apa.”

“Makasih ya mas, kamu udah mau ngerti.”

“Sama-sama sayang.”

. . . . . . . . . .

“Eunghhhh masshh.”

Jeonghan memekik kecil ketika kejantanan Seungcheol berhasil masuk ke dalam lubangnya. Jeonghan sesekali menengok ke arah Athan yang tertidur di atas ranjang. Saat ini Seungcheol dan Jeonghan sedang melakukan hubungan intim, mereka memakai kasur lantai karena tidak mungkin disebelah Athan. Athan sendiri sebenarnya tidak bisa tidur sendirian maka dari itu ia tidur dengan papa dan ayahnya.

Seungcheol menggerakkan pinggulnya dengan lembut, ia memilin puting Jeonghan. Dari atas ia melihat wajah Jeonghan yang sudah diselimuti nafsu.

“Kamu cantik banget sih, dek.”

Jeonghan selalu suka kalau Seungcheol memujinya.

“Mas—hmm.”

Jeonghan menahan desahannya ketika Seungcheol berhasil mengenai sweet spotnya. Ia berpegangan pada lengan kekar Seungcheol ketika ia rasa Seungcheol makin mengencangkan gerakannya.

“Ouhhhhh—.”

Seungcheol melenguh ketika lubang Jeonghan meremas miliknya.

“Sayang, kamu ketat banget—hmm.”

“Mas, aku mau keluar.”

“Keluarin aja, dek.”

“Arghhhh—”

Cairan Jeonghan keluar, sampai mengenai dada telanjang Seungcheol.

“Maaf mas.”

“Gapapa, sayang.”

Seungcheol kembali menggerakkan pinggulnya ketika ia merasa milik Jeonghan kembali bangun. Dengan cepat ia bergerak maju-mundur sambil mengocok kejantanan Jeonghan.

“Mas mah—.” Jeonghan merengek kecil karena Seungcheol tidak memberinya kesempatan untuk beristirahat sejenak.

“Maaf sayang, mas ga kuat liat kamu kayak gini.”

Bagaimana Seungcheol bisa tahan, kalau Seungcheol tergeletak tidak berdaya dibawah kungkungannya dengan bibir bengkak, puting memerah dan kejantanan mengacung tegak.

Sekarang Jeonghan yang merasakan kalau kejantanan Seungcheol mulai membesar di dalamnya. Ia tau Seungcheol akan keluar, maka ia ikut mengetatkan lubangnya.

Seungcheol mendongak ketika Jeonghan dengan sengaja mengetatkan lubangnya, dengan gerakan cepat dan berlawanan mereka berdua sama-sama mendapatkan kenikmatan yang luar biasa.

“Mas keluar, dek. Arghhhh—.”

Seungcheol mengeluarkan cairannya di dalam lubang Jeonghan, keduanya terengah-engah karena pelepasan mereka. Saat sedang mengatur nafas, Athan menangis dengan kencang.

Seungcheol menahan Jeonghan saat laki-laki itu akan bangkit.

“Kamu istirahat aja dek, Athan biar mas aja. Pindah ke ranjang sana kamu.”

“Aku dibawah dulu deh mas, lemes banget.” Seungcheol tertawa, lalu ia meraih Athan dan membawanya ke dalam gendongannya. Lalu melihat Jeonghan yang meringkuk dalam selimut.

“Anak ayah pinter ih, gak gangguin ayah sama papa bikin Adek. Athan mau Adek ya? Nanti ayah buatin ya sayang, yang penting Athan gak rewel.”