aku rumah kamu kan, mas?
Seungcheol jalan mengendap-endap masuk ke dalam kamarnya, dimana Jeonghan masih tertidur pulas. Ia membersihkan diri dulu sebelum ikut bergabung dengan Jeonghan.
Seungcheol membuka selimut dari sebelah sisi Jeonghan, ia menyelipkan tangannya ke atas perut Jeonghan yang membesar, usia kandungan Jeonghan sudah memasuki usia 7 bulan.
“Eunghhhh.” Jeonghan melenguh ketika ia merasakan ada tangan yang mengelus-elus perut buncitnya, ia tersadar dan langsung membalikkan tubuhnya dan mendapati suaminya di sana.
“Mas.” Jeonghan memeluk Seungcheol dengan erat, ia mengusakkan wajahnya di ceruk leher Seungcheol, menghirup aroma tubuh Seungcheol yang ia rindukan.
“Pelan-pelan, mas disini kok gak kemana-mana.”
“Kangen banget.”
“Mas juga kangen banget.”
“Kok cepet mas?”
“Maunya mas lama?”
“Engga, maksud Han kayaknya mas baru ngasih tau mau otw sejam yang lalu.”
“Otw ke rumah sayang, itu aku udah di bandara.”
Jeonghan mencubit perut Seungcheol pelan. “Rese.”
“Kamu yang rese, kirim-kirim foto padahal akunya lagi jauh.”
“Hehehehe biar mas cepet pulang.”
Seungcheol mengeratkan pelukannya. “Terus sekarang udah boleh mas gigit?”
“Mas mau gigit sekarang?”
“Adek maunya kapan?”
“Kan mas yang mau gigit.”
“Kan Adek yang mau digigit.”
Seungcheol dan Jeonghan tertawa, lalu menyatukan kedua bibir mereka. Lalu beberapa menit kemudian sudah terdengar desahan-desahan dari kamar mereka.
. . . . . . . . . .
Seungcheol berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum untuknya dan Jeonghan, di dapur ada Jihoon yang sedang meminum colanya.
“Berisik banget sih lu bedua.”
Seungcheol tertawa. “Namanya melepas rindu.”
“Jadi sekarang udah terima kak Han nih?”
Seungcheol menenggak airnya. “Kalo belom gak bakal gue tidurin sekarang tu anak.”
“Lo udah yakin 100% kan mas?”
Seungcheol tidak langsung menjawab, ia seperti berpikir dulu.
“Kok gak langsung jawab? Lo masih ragu sama kak Han?”
“Gue gak ragu sama Han, dek. Gue ragu sama diri gue sendiri.”
“Jangan jadi brengsek mas, lo bentar lagi bakal jadi ayah.”
“Iya gue paham ji.”
“Terus apa yang lo raguin? Lo takut mantan pacar lo balik lagi?”
Seungcheol terdiam.
“Lo masih sayang sama dia mas?” Beberapa detik kemudian Seungcheol mengangguk.
Jihoon tidak habis pikir dengan kakaknya itu, kurang apa Jeonghan untuknya?
“Lo harus bisa ambil keputusan mas. Kalo lo emang gak serius sama kak Han, tinggalin dia. Jangan Lo sakitin terus, hidupnya udah menderita sebelum kenal lo.” Ucap Jihoon, ia langsung pergi meninggalkan Seungcheol sendirian.
Seungcheol mengusap wajahnya kasar, ia sendiri tidak tau apa yang ia rasakan saat ini. Ia sayang dengan Jeonghan, tapi ia tidak bisa bohong kalau Naya masih ada di hatinya.
Dari sisi lain, Jeonghan menutup pintu kamarnya sebelum Seungcheol masuk. Ia memegangi dadanya yang terasa nyeri.
“aku akan selalu jadi tempat kamu pulang kan, mas?”