The truth
23.45
Seungcheol memasuki tempat dimana yang mereka sebut markas. Di dalam sudah ada Mingyu, Hao, dan beberapa anak buah Seungcheol—ada juga Minhyuk dan Nara.
“Cheol, lepasin aku Cheol.” Ucap Nara dengan menangis tersedu-sedu.
“Hao, infonya.” Seungcheol tidak memperdulikan ucapan Nara.
“Jadi Nara sama Minhyuk itu saling kenal mas, mereka ternyata pernah menjalin hubungan. Sebelum sama mas.” Jelas Hao
“Terus anak yang dikandung Nara?”
“Waktu kalian sempet ketemu 2 Minggu lalu, Nara juga ketemu sama Minhyuk tepat setelah kalian pergi dari bar itu. Dan pas gue cek cctv apartemen Nara ternyata yang masuk ke unit apartemen itu Nara sama Minhyuk. Jadi gue pastiin itu anaknya Minhyuk.”
Seungcheol tersenyum miring. Lalu ia mendekat ke arah Nara, ia mencengkram kuat rahang Nara.
“Brengsek.” Lalu ia menghempaskan rahang Nara dengan kuat.
“Kelarin Gyu. Gue mau balik, lo pastiin ini orang dua ga muncul di hadapan gue dan Jeonghan. Terserah lo mau buang kemana.”
Nara menggeleng takut. “Cheol, aku mohon jangan Cheol. Aku sayang sama kamu Cheol.”
“TAPI ELO YANG BIKIN SUAMI GUE CELAKA, BANGSAT.” Seungcheol berteriak di depan Nara, dadanya naik turun karena emosi.
“Gue gak pernah segan-segan menghancurkan semua orang yang bikin suami gue nangis, apalagi sampe luka.”
“Aku lakuin semuanya karena aku sayang sama kamu Cheol.”
“Lo sakit Ra. Sakit. Kalo lo sayang sama gue, lo gak bakal ngelakuin hal gila yang bikin orang yang gue sayang sedih. Lo terobsesi sama gue Ra.”
Nara menangis, sementara Minhyuk masih belum sadarkan diri karena pukulan keras dari Mingyu dan beberapa orang lainnya.
“Kelarin.” Setelah berbicara itu, Seungcheol pergi tanpa mendengar teriakan mohon ampun dari Nara.