Seungcheol dan Jisoo sampai dirumah keluarga Yoon, di depan mereka sudah bisa melihat Jeonghan yang menunggu mereka.
“Lama ya?” Tanya Jisoo, ia mengecup pipi Jeonghan diikuti Seungcheol yang mengecup bibir Jeonghan.
“Engga sih, emang mampir dulu?”
“Mampir beli buah aja sih.” Mereka bertiga masuk, Jisoo dan Jeonghan saling bergandengan tangan sedangkan Seungcheol dibelakang mereka sambil membawa tas yang berisi bajunya dan Jisoo.
Di dalam rumah sudah ada mama Yoon yang menunggu mereka.
“Kok gak di kamar sih mah?” Tanya Jisoo, ia mengecup pipi mama Yoon.
“Mama tuh excited banget pas tau kalian mau nginep disini, jadi mau nungguin disini katanya.” Jeonghan yang menjawab.
“Abis kalian jarang bareng ke rumah mama, mama kan kangen.” Kali ini Seungcheol yang mengecup pipi mama Yoon.
“Cheol tuh yang sibuk mah. Giliran aku sama Jeonghan mau kesini, ga dibolehin katanya bahaya kalo nyetir jauh.” Ucap Jisoo
“Eh Soo dia mah bukan karena mikirin bahaya tapi karena takut tidur gak ada kita.” Ucap Jeonghan. Seungcheol yang daritadi hanya diam, ia memeluk mama Yoon.
“Liat tuh mah, seneng banget mereka kalo mojokin Cheol.” Ucap Seungcheol
“Ngadu terus. Soo mau mandi duluan?” Tanya Jeonghan
“Boleh deh.”
“Cheol, kamu makan bubur jagung nya sana sekalian temenin mama. Minta sama bibi aja ya.” Ucap Jeonghan, tapi ia sambil berjalan pergi menggandeng Jisoo masuk ke kamarnya.
. . . . . .
Di dalam kamar, Jeonghan memeluk Jisoo terlebih dahulu. Jisoo membalas pelukannya dengan erat.
“Kangen.” Ucap Jeonghan
“Tadi pagi kan ketemu. Maaf ya tadi kamu panik sendirian.” Jeonghan mengangguk, ia makin mengeratkan pelukannya.
“Aku mandi dulu deh Han, bau kan?”
“Kapan sih pacar aku ada yang bau? Wangi semua makannya aku suka melukin kalian.” Jawab Jeonghan, Jisoo tertawa. Jisoo memberikan elus-elusan lembut di punggung kekasihnya.
“Soo?”
“Hm?”
“Cium.”
Jisoo langsung menangkup wajah Jeonghan, ia mencium bibir Jeonghan dengan lembut, menggigitnya pelan, melesakkan lidahnya, menghisap lidah Jeonghan dengan lembut sampai Jeonghan mengerang lembut.
“Waduh bosku lagi pada ciuman, ikutan dong.” Seungcheol tiba-tiba masuk, mengagetkan keduanya. Jeonghan dan Jisoo melepaskan ciuman mereka, Jisoo juga mengelap bibir Jeonghan yang basah karena saliva nya.
“Sama Cheol dulu, aku mau mandi.” Jeonghan mengangguk, Jisoo langsung masuk ke dalam kamar mandi di kamar itu.
“Udah makan buburnya? Mama kamu tinggal sendiri?” Tanya Jeonghan
Seungcheol merengkuh tubuh mungil kekasihnya, ia menghirup aroma tubuh Jeonghan.
“Maaf ya tadi kamu panik sendirian.”
Jeonghan mengeratkan pelukannya. “Gapapa Cheol.”
“Aku belum makan buburnya, nunggu kamu sama Jisoo aja. Mama tadi aku anter ke kamar.” Jeonghan mengangguk. Seungcheol mengangkat tubuh Jeonghan, untuk ia ajak rebahan di ranjang, jadi posisinya Jeonghan ada di atas Seungcheol. Keduanya terdiam, sambil menikmati pelukan hangat keduanya.
Sampai beberapa menit kemudian Jisoo keluar kamar mandi, dan melihat kedua kekasihnya hanya diam saling berpelukan. Lalu ia mendekat dan langsung memeluk keduanya.
“Ngapain sih, diem-dieman aja.”
Seungcheol dan Jeonghan terkejut, tapi sedetik kemudian Seungcheol merengkuh tubuh Jisoo dengan sebelah tangannya karena yang sebelahnya ia gunakan untuk memeluk Jeonghan yang masih ada di atasnya.
“Aku belum mandi nih, masa nempel berdua gini.” Ucap Seungcheol. Jisoo dan Jeonghan malah makin mengeratkan pelukan mereka. Seungcheol tertawa, lalu ia mengecup kening Jeonghan dan Jisoo secara bergantian.
“Senangnya dalam hati punya suami dua.”
. . . . . . . . .
Saat ini Jeonghan, Seungcheol, Jisoo, dan papa mama Yoon sedang menikmati makanan malam.
“Bisnis lancar Cheol?” Tanya papa Yoon
“Lancar pah. Kalo ga lancar ga bisa menghidupi kedua suami Cheol dong.” Mereka tertawa.
“Pantesan Jisoo sama Jeonghan gemuk sekarang. Jisoo apalagi.”
“Jisoo mah lagi ngebentuk badan dia mah. Tau biar apa.” Jawab Jeonghan
“Mau nyaingin Cheol kali ya Soo.”
“Iya mah, biar Han ke gencet.” Mereka tertawa kecuali Jeonghan yang mengerucutkan bibirnya. Jisoo menggenggam tangan Jeonghan.
“Ini kalian nginep sehari aja?” Tanya mama
“Iya mah, kan tanggal merahnya cuma satu.” Jawab Jisoo
“Sepi lagi deh rumah.” Ucap mama Yoon sedih.
“Han janji deh bakal sering-sering nengokin mama. Ntar kalo gak bisa bareng ya ganti-gantian aja. Ya Cheol Soo?” Seungcheol dan Jisoo mengangguk.
“Iya mah, harus ngerti juga kan mereka sibuk. Oh ya, papa mama kalian sehat kan?”
“Sehat pa.” Jawab Seungcheol dan Jisoo bersamaan.
“Udah lama juga kan kalian gak nengokin papa mama Hong?”
“Terakhir kayaknya 7 bulan yang lalu deh pa.” Jawab Jisoo
“Yang adil kalo nengokin tuh.”
“Iya pah, ini juga karena lagi sibuk aja. Ntar Cheol ajakin cuti panjang.”
Lalu mereka melanjutkan obrolan mereka.
. . . . . . . . . .
Seungcheol dan Jisoo sudah merebahkan tubuh mereka, saling memeluk satu sama lain.
“Kamu lama banget sih Han?” Seungcheol sudah tidak sabar memeluk kedua pacarnya.
“Bentar dong, Soo kamu gak pake krim malam dulu?”
“Dah keburu capek Han, gak pake sekali gapapa kok.” Ucap Jisoo sambil menyembunyikan wajahnya di leher Seungcheol.
Setelah selesai memakai krim malamnya, Jeonghan bergabung dengan para kekasihnya. Posisinya Seungcheol berada diantara Jeonghan dan Jisoo. Sebenarnya mereka suka gantian siapa yang tidur ditengah, tapi kali ini giliran Seungcheol.
“Tiba-tiba aku kepikiran buat nengokin mama papa deh.” Ucap Jisoo sambil memejamkan matanya karena Jeonghan mengusap punggungnya.
“Iya nanti yang, kita ngajuin cuti bareng.”
“Kenapa kita gak tahun baruan aja di sana?” Tanya Jeonghan
“Mau begitu aja yang?” Tanya Seungcheol
“Apa aku aja ya yang ajak papa mama kesini?”
“Oh iya bisa tuh, kalo kita ke sana kan harus ajak papa mama Yoon, sama papa mama Choi.”
“Yaudah aku coba tanya sama papa mama deh.”
“Udah sekarang kita bobo.” Seungcheol mengeratkan pelukannya pada kedua orang yang ada disisinya.
Tinggal kram aja besok